TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga kesehatan masih sangat rendah. Baik di kota, maupun di desa.
Hal ini menjadi tantangan semua pihak, terutama Kementerian Kesehatan.
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi.
Hasil Riskesdas juga menyebutkan proporsi kurangnya aktivitas fisik naik dari 26,1 persen menjadi 33,5 persen.
Hal lainnya yang juga menyumbang meningkatnya penyakit tidak menular adalah proporsi konsumsi buah dan sayur yang kurang pada penduduk yakni sebesar 95,5 persen.
Kemenkes sejatinya terus mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang memprioritaskan pada tiga hal, yakni aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, perbanyak konsumsi sayur dan buah dan mengecek kondisi kesehatan secara berkala.
Ajakan itu dilandasi fakta penyakit masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak pada penyakit katastropik, yang sebenarnya bisa dicegah melalui pola hidup sehat.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan kementerian lainnya, juga mengajak swasta untuk bersama-sama mengedukasi pentingnya menjaga kesehatan.
Langkah nyata dari gerakan ini adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemenkes dengan PT Reckitt Benckiser pada acara puncak Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
General Manager Reckitt Benckiser Indonesia Srinivasan Appan menyampaikan perusahaannya menaruh perhatian penting terhadap edukasi mengenai aspek kesehatan di Indonesia.
"Kami mendukung langkah Kemenkes untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat pentingnya menjaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk terus memberi layanan melalui berbagai produk kesehatan, nutrisi, yang terbaik lewat misi kami Keluarga Sehat, Indonesia Kuat" ujar Srinivasan, Kamis (11/7).
Reckitt Benckiser (RB) adalah perusahaan consumer goods yang bergerak di bidang kesehatan, kebersihan, dan perawatan rumah dengan misi menghadirkan solusi inovatif bagi kehidupan yang lebih sehat serta rumah yang lebih bahagia.
Srinivasan menjelaskan saat ini tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terkait kesehatan dan kebersihan masih rendah, terutama di daerah. Oleh karena itu, perusahaan melakukan berbagai aktivitas untuk membangun kesadaran seputar praktik kebersihan di berbagai kalangan.
"Ini menjadi bukti kami memiliki perhatian yang sama dengan Kemenkes. Kami berharap kerjasama awal ini dapat terus ditingkatkan. Sekaligus dapat bersama-sama meningkatkan kesadaran pentingnya kesehatan bagi keluarga," tegas Srinivasan.
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Anung Sugihantono, M. Kes mengapresiasi dukungan berbagai pihak untuk terus mendorong kesadaran akan pentingnya kesehatan.
Menurut dr. Anung persoalan yang ada di masyarakat saat ini adalah masih besarnya indikasi fenomena pola hidup tidak sehat.
“Belum soal pola makan buruk, asupan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan lain-lain, telah melekat pada sebagian besar keseharian masyarakat kita,” tegasnya.
Untuk itu, ia berharap kolaborasi dengan dunia usaha dapat terus ditingkatkan ini untuk program-program gizi kesehatan masyarakat.
“Kemenkes sangat terbuka kepada semua pihak untuk bersinergi dalam berbagai kegiatan secara inklusif,” ucapnya.
Ia menambahkan sekarang yang dibutuhkan adalah program-program yang punya sustain effect berkelanjutan.
Jadi tidak hanya jangka pendek dengan hanya kegiatan insidental dan event saja, namun sudah semestinya bagaimana melakukan penggulangan secara berkala melalui sosialisasi dan edukasi gizi dan pola hidup sehat.