Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan insentif di RSPAD, Jakarta Pusat. Kelelahan diduga jadi pemicu melemahnya jantung Habibie,
BJ Habibie meninggal sekitar pukul 18.05 WIB, Rabu (11/9/2019) dan disemayamkan di kediamannya di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan.
Ada 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan yang menangani kesehatan Habibie adalah para dokter spesialis dari berbagai bidang, dari ahli jantung hingga otak.
Penyakit jantung yang diderita Habibie memang kerap menjadi penyebab Habibie mendapatkan perawatan khusus seperti pada 2018 lalu ia sempat dirawat di Jerman karena mengalami kebocoran klep jantung.
Aktivitas yang banyak di usia yang sudah tidak muda, pun menyebabkan kerja jantung Habibie jadi tidak seimbang.
Alasan kelelahan itu juga yang menyebabkan pihak keluarga sengaja merawat Habibie di RSPAD agar Habibie bisa istirahat total dan hanya orang-orang tertentu yang diizinkan bertemu dengan Habibie.
"Mohon dimengerti, beliau itu memang sudah agak sepuh ya, sudah di usia di atas 80 tahun, yakni 83 (tahun) berjalan 84 (tahun). beliau beraktifitas sangat tinggi sehingga beliau suka lupa bahwa beliau itu udah 80," kata Thareq.
Aktivitas yang tinggi itu, kata Tharq tidak diimbangi dengan kerja jantung.
Terlebih, sejak muda Habibie sudah memiliki masalah pada jantung.
Hal itu yang kemudian membuat Habibie kelelahan dan kesehatannya menurun hingga kemudian dilarikan ke Rumah Sakit.
Baca: Sambil Menangis Reza Rahardian Ucapkan Selamat Jalan Habibie, Semoga Segera Ketemu Eyang Ainun
Baca: Melanie Subono Tulis Pesan Haru Atas Meninggalnya BJ Habibie
Thareq menambahkan, pihak keluarga sengaja merawat Habibie di rumah sakit agar Habibie bisa istirahat total.
Pasalnya, jika dirawat di rumah, dipastikan banyak yang bakal menjenguk.
Hal itu justru membuat Habibie tidak bisa beristirahat.
Untuk saat ini, hanya orang-orang tertentu yang diizinkan untuk menjenguk Habibie.
Termasuk keluarga pun hanya terbatas pada keluarga inti.
Hal ini bertujuan agar Habibie betul-betul bisa istirahat.
Penjelasan Medis Tentang Kelelahan Picu Penyakit Jantung
Sebelumnya, ahli penyakit dalam Prof. Zubairi Djoerban Sp.PD, KHOM sempat menjelaskan kelelahan memang bisa memicu penyakit lainnya.
Dampak kelelahan yang paling berbahaya adalah memicu penyakit jantung dan stroke.
Kelelahan karena melakukan aktivitas yang berlebihan dan terus menerus membuat kondisi jantung melemah yang akan menggangu fungsi kerja jantung.
Terlebih jika kelalahan ditambah ada penyakit sebelumnya seperti diabetes, darah tinggi.
Ditambah dengan merokok maka penyakit seperti jantung dan stroke mungkin tidak terhindari.
“Kelelahan, overwork, bisa menyebabkan jantung tidak kuat, atau memicu stroke, apalagi ada darah tinggi, diabetes, merokok terus, kemudian berhari-hari kerja, gak hati-hati bisa meninggal mendadak,” tutur Prof. Zubairi saat ditemui di kantor PB IDI, di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.