Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Berbagai ramuan herbal biasa menjadi pilihan obat untuk menyembuhkan pilek dan flu yang menyerang kebugaran tubuh.
Beberapa ramuan herbal biasanya berhubungan dengan Vitamin C misalnya mencampur lemon dan kecap atau membuat perasan jeruk yang dicampur madu.
Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof. dr. Cissy B. Kartasamita menyebutkan ramuan herbal tersebut dapat membantu mengurangi flu misalnya pilek atau pegal pada tubuh.
Tapi sayangnya ramuan herbal tidak bisa langsung menghilangkan virus influenza yang memancing penyakit flu.
Baca: Deteksi Sejak Dini, Asma Pada Anak Bisa Sembuh, Begini Cara Menolongnya Saat Sesak Napas Menyerang
Baca: Ibu Menyusui Bayi Dalam Kondisi Batuk dan Pilek, Bolehkah?
Baca: Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Pilek dan Flu, Mulai Dari Penyebab, Gejala Hingga Obatnya!
“Obat herbal menghilangkan gejala boleh, tapi tidak menghilangkan virusnya,” ucap dr. Cissy saat ditemui di acara Media Gathering Sanofi, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Memperbaiki daya tahan tubuh ditekankan dr. Cissy sebagai cara mudah untuk melawan virus influenza dalam tubuh.
Cara untuk memperbaiki daya tahan tubuh diantarany selain demgan bantuan ramuan tradisional, lalu dengan makan-makanan sehat, istirahat cukup dan yang tidak kalah penting adalah minum air putih yang cukup.
“Minum air putih itu untuk segala jenis penyakit supaya hidrasi keperluan cairanya cukup, karena misal timbul demam cairan tubuh hilang sehingga kita harus banyak minum menggantikan cairan tubuh yang keluar,” kata dr. Cissy.
Dokter akan membantu memberikan obat untuk meredakan gejala pada penderita influenza, agar staminanya kembali pulih sehingga bisa melawan virus influenza.
Kemudian sebelum virus influenza menyerang bisa dengan memperbaiki gaya hidup, rajin mencuci tangan usai beraktivitas, dan melakukan vaksinasi influenza.
“Vaksinasi influenza bisa dilakukan bagi usia di atas enam bulan, kalau untuk anak-anak sebelum sembilan tahun harus dua kali karena respons imun rendah jadi harus dua kali setahun, yang dewasa harusnya tiap tahun rutin,” pungkas dr. Cissy.