4. Gangguan gerakan tubuh
5. Gangguan memori dan koordinasi tubuh
Lebih lanjut, Fiarry menuturkan, Happy Five seringkali disalahgunakan sebagai narkotika.
"Happy five ini berbentuk tablet, yang sering disalahgunakan sebagai narkotika dan biasanya dikonsumsi berbarengan dengan zat lainnya, seperti alkohol maupun obat penenang lain," terang Fiarry saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (31/12/2019).
Menurut Fiarry, pada mulanya, Happy Five digunakan sebagai obat insomnia dalam jangka pendek.
"Awalnya, Happy Five ini digunakan sebagai obat untuk insomnia jangka pendek," tuturnya.
Akan tetapi, karena efek adiksi yang tinggi serta terdapat resiko penyalahgunaan, Happy Five tidak lagi dijadikan pilihan utama untuk beberapa penyakit yang sebelumnya menggunakan terapi pengobatan ini.
"Karena efek adiksinya kuat serta resiko penyalahgunaan yang tinggi, maka obat ini tidak lagi menjadi pilihan utama untuk terapi penyakit-penyakit tersebut," kata Fiarry.
Fiarry juga menegaskan, Happy Five saat ini hanya diresepkan untuk pengobatan syaraf maupun kejiwaan saja.
"Hanya diresepkan untuk pengobatan syaraf maupun kejiwaan saja," kata Fiarry.
"Itupun, saat ini sangat jarang digunakan karena efek negatifnya tersebut," sambungnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Grid.ID/Rissa Indrasty)