News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspada Tifus Saat Musim Hujan, Kenali Gejala dan Media Penularannya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

OJEK PAYUNG - Musim hujan dimanfaatkan sejumlah anak menawarkan jasa ojek payung kepada orang yang mau keluar dari halte MRT di Jalan MH Thamrin, Tanang Abang, Jakarta Pusat, Selasa (3/2/2020). Anak-anak yang menawarkan jasa ojek payung mendapat rp 5 ribu rupiah sekali jalan. Warta Kota/henry lopulalan.-Warta Kota/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM – Musim hujan waspada penyakit tifus saat curah hujan tinggi.

Tifus alias alias demam tifoid, banyak menyerang manusia dikala musim hujan.

Hal ini tidak lain dikarenakan penyebab penyakit tifus ini, yaitu bakteri Salmonella typhii.

Nah, seseorang yang terinfeksi bakteri ini, akan mengalami demam, bahkan cenderung tinggi.

Bisa juga ditemukan ruam pada kulit penderita.

Penularan tifus terbilang cepat

Bisa melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.

Pada kasus yang jarang terjadi, penularan tifus dapat terjadi karena terpapar urine yang sudah terinfeksi bakteri Salmonella typhii.

Gejalanya termasuk demamn tinggi, sakit kepala, sembelit atau diare, bintik merah di dada, dan pembesaran limpa dan hati.

Penting dingat, gejala tifus umumnya berkembang satu sampai tiga minggu setelah paparan, dan bisa menjadi ringan atau bahkan berat.

Ilustrasi (net)

Gejala penyakit tifus

Mulai merasa sakit sekitar 10 hari hingga 2 minggu setelah bakteri tifus masuk ke tubuh Anda.

* Pada awalnya, merasa kedinginan, demam, dan sakit kepala parah.

* Lalu, mulai bernapas cepat dan mendapati otot seluruh tubuh sakit seperti ketika Anda mengalami flu.

* Nyeri perut dan muntah juga sering terjadi.

* Beberapa hari kemudian, muncul ruam bercak di dada dan bagian tengah tubuh yang sering menyebar ke bagian lain dari tubuh.

* Bisa muncul keropeng gelap.

* Komplikasi dari tifus yang tidak diobati dapat mencakup kondisi seperti pneumonia, meningitis, atau syok septik.

Karena banyak yang mengabaikan gejala tersebut, hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap tahunnya.

Oleh sebab itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan masalah kesehatan serius di dalam negeri.

Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, dipercaya jadi penyebab utama berkembangnya penyakit tifus.

Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh.

Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang akan meninggal karena tifus.

 

Menegakan Diagnosa

Saat dokter curiga pasiennya terkena tifus, dari meluhat gejala yang tampak, maka dokter akan meminta tes darah untuk memeriksa bakteri tifus, terutama jika bepergian ke daerah yang sering terjadi tifus.

Terkadang butuh waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil tes darah tersebut.

Jadi dokter biasanya merekomendasikan memulai perawatan antibiotik segera agar aman.

Malam hari anak mendadak demam? Jangan panik! Anda masih bisa mengobatinya dengan 5 tips kesehatan ini. (Shutterstock)

Pengobatan penyakit tifus

Penanganan penyakit tifus adalah melalui pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa dilakukan di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit, akan bergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Di Indonesia, vaksin tifoid yang diberikan untuk mencegah tifus termasuk imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, namun belum termasuk ke dalam kategori wajib.

Vaksin tifoid diberikan kepada anak-anak berusia lebih dari 2 tahun, dan diulang tiap tiga tahun.

Seperti vaksin-vaksin lainnya, vaksin tifoid tidak menjamin perlindungan 100 persen terhadap infeksi tifus.

Anak yang sudah diimunisasi tifoid pun tetap dapat terinfeksi, namun tingkat infeksinya tidak seberat pada pasien yang belum mendapat vaksin tifoid.

Vaksinasi juga sangat dianjurkan bagi orang yang ingin bekerja atau bepergian ke daerah yang banyak kasus penyebaran tifus.

Tindakan pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah memerhatikan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, misalnya dengan menghindari makan di tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri.

Pencegahan
Menurut WebMD, tidak ada vaksin yang dapat melindungi kita dari tifus. Tetapi kebersihan dasar membantu.

Ini termasuk hal-hal yang sangat sederhana seperti mandi setiap hari dan mengganti pakaian secara teratur.

Juga harus menjaga jarak yang aman dari hewan liar yang diketahui membawa tifus, seperti tikus, tupai terbang, dan opossum.

Jangan meninggalkan sisa makanan atau sampah lain di halaman Anda di tempat itu bisa menarik mereka.

Untuk perlindungan mungkin juga ingin menyemprotkan produk-produk pengendalian kutu pada hewan peliharaan berbulu dan di halaman, dan jangan biarkan hewan peliharaan berbagi tempat tidur.

Jika bepergian ke tempat-tempat murine typhus atau scrus typhus ditemukan, gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET 20% hingga 30%.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini