TRIBUNNEWS.COM - Serangan jantung mendadak menjadi satu dari beberapa faktor penyebab kematian.
Melansir laman organisasi kesehatan akademik nirlaba terbesar di Amerika Serikat, Mayo Clinic, Rabu (19/2/2020), serangan jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran secara mendadak.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gangguan listrik di jantung sehingga mengganggu aktivitas pemompaan, menghentikan aliran darah ke seliruh tubuh.
Jika tidak segera diobati, serangan jantung mendadak dapat menyebabkan kematian.
"Hanya sekitar 5 persen dari mereka yang mengalami serangan jantung mendadak dapat bertahan cukup lama untuk sampai dan kemudian dikeluarkan dari rumah sakit hidup," ungkap seorang ahli gangguan irama jantung Bruce Wilkoff, MD yang Tribunnews kutip dari laman Cleveland Clinic.
Menurutnya, saat serangan jantung mendadak menyerang, pacu jantung biasanya tidak teratur.
Itu membuat sirkulasi terhenti, dan darah tidak mencapai paru-paru atau otak.
Akibatnya, menurutnya, penderita akan pingsan, tidak merespons, berhenti bernapas, dan tidak memiliki denyut nadi.
Setidaknya terdapat lima hal yang menjadi faktor meningkatnya risiko serangan jantung mendadak.
Lima hal tersebut yakni:
1. Jaringan Parut (Scarring)
Masalah irama sering terjadi di otot jantung yang terluka.
"Jaringan parut menyebabkan sinyal listrik jantung menjadi bingung dan terfragmentasi," jelas Dr Wilkoff.
Penyebab paling umum adalah penyakit arteri koroner dan kardiomiopati.
Serangan jantung membuat otot jantung kelaparan, menyebabkan kematian jaringan parut.
Selain itu, Infeksi virus, kondisi herediter atau autoimun dan toksisitas kimia juga dapat merusak atau melukai otot jantung.
Baca: 7 Manfaat Minum Jus Kentang Mentah, Baik untuk Kesehatan Jantung, Begini Cara Membuatnya
Baca: CEK FAKTA: Gerd atau Maag Disebut Sebabkan Jantung Berhenti Berfungsi, Begini Penjelasan Dokter
2. Fraksi ejeksi rendah
Jika Anda mengalami gagal jantung dengan fraksi ejeksi 35 persen atau kurang, jantung Anda tidak dapat memompa cukup darah setiap denyutnya.
Ini akan mengganggu irama jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
implantable cardiac defibrillator (ICD)
"Memasukkan defibrillator jantung implan (ICD) akan menyelamatkan Anda dari irama jantung yang cepat dan tidak teratur," kata Dr Wilkoff.
Menurutnya ICD dapat merespons dalam hitungan detik, bukan menit, sehingga cara ini dapat meningkatkan keselamatan.
3. Roiwayat Keluarga
Jika memiliki keluarga atau orang tua yang meninggal muda karena alasan tidak diketahui, maka risiko kematian dini akan menghantui Anda.
Kematian dini secara mendadak akan lebih tinggi risikonya bagi Anda.
4. Merokok
Merokok secara dramatis meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
Ketika kita memasukkan ICD pada perokok, kita menemukan mereka membutuhkan lebih banyak kejutan, yang berarti mereka meningkatkan risiko serangan jantung mendadak,” kata Dr. Wilkoff.
5. Gagal jantung yang dikelola dengan buruk
Jika Anda memiliki gejala gagal jantung (sesak napas dan berolahraga intoleransi) dengan atau tanpa fraksi ejeksi rendah, Anda perlu obat," katanya.
Obat-obatan seperti ACE inhibitor dan beta blocker akan menjaga irama jantung Anda.
Selain itu juga dapat meningkatkan fungsinya dan menurunkan risiko serangan jantung mendadak bagi Anda.
Baca: 8 Tanda Serangan Jantung Mendadak, Dipicu Kelelahan hingga Muncul Keringat Berlebihan
Baca: Penyebab Orang Terkena Serangan Jantung, Meski Sering Olahraga & Jalani Hidup Sehat
Gejala Serangan Jantung
Melansir situs kesehatan terbesar Inggris, The NHS, gelaja serangan jantung meliputi:
- Nyeri dada
Dada bisa terasa seperti ditekan atau diperas oleh benda berat, dan rasa sakit bisa menjalar dari dada ke rahang, leher, lengan dan punggung
- Sesak napas
- Merasa lemah atau pusing
- Perasaan cemas yang luar biasa
Sementara tanda dan gejala serangan jantung mendadak yang dikutip dari Mayo Clinic meliputi:
- Tiba-tiba runtuh
- Tidak ada denyut nadi
- Tidak bernafas
- Hilang kesadaran
- Tiba-tiba runtuh
- Tidak ada denyut nadi
- Tidak bernafas
- Hilang kesadaran
(Tribunnews.com/Fajar)