TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Wabah virus corona di China membalikkan tren penurunan pada hari Jumat (21/2/2020). elansir South China Morning Post mengabarkan, ada 899 kasus baru dan 118 kematian yang dilaporkan.
Padahal sehari sebelumnya, jumlah infeksi baru turun ke titik terendah dalam beberapa minggu.
Data South China Morning Post menunjukkan, Provinsi Hubei memiliki 411 kasus yang baru dikonfirmasi dan 115 kematian.
Sbagai perbandingan, sehari sebelumnya kasus yang dikonfirmasi dan kematian masing-masing 349 dan 108 kasus.
Para ahli memperingatkan, angka korban wabah masih berfluktuasi, sehingga hal ini mungkin menunjukkan krisis belum mencapai puncaknya.
Namun, untuk pertama kalinya jumlah pasien yang pulih melampaui angka 2.000.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, sudah ada 2.019 pasien yang telah pulih pada hari Jumat. Sehingga, jumlah total pasien yang sehat kembali menjadi 18.264.
Baca: Sopir Ungkap Kebaikan Almarhum Ashraf Sinclair, Suka Memberi Makan Kucing di Mana Saja
Sejauh ini, ada 2.236 kematian di daratan China dari Covid-19 dan 75.465 kasus.
Pasien yang pulih masih terinfeksi
Sayangnya, dalam penilaian yang suram, seorang ahli penyakit pernapasan utama China menggambarkan situasi epidemi sebagai "pertempuran besar", meskipun ada penurunan dalam kasus harian yang tercatat beberapa hari terakhir.
Baca: Bikin Miris, Siswi SMA Buang Bayi Hasil Hubungan Intim dengan Adik Kandung Kelas 6 SD
“Kita seharusnya tidak boleh lengah. Angka itu mungkin naik lagi,” kata Zhao Jianping, kepala tim ahli yang berupaya mengatasi wabah di Hubei.
Baca: New Alphard dan New Vellfire Kini Dilengkapi Fitur Keselamatan Tertinggi, Toyota Safety Sense
Zhao mengatakan kepada majalah Southern People Weekly bahwa ada kasus di China di mana pasien yang sudah sembuh terus menunjukkan jejak virus melalui tes asam nukleat.
Ada hasil serupa di Kanada, di mana usap hidung dan tenggorokan yang diambil dari pasangan yang telah pulih dari Covid-19 mengungkapkan mereka masih memiliki jejak virus.
Laporan Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber: The Straits Times/South China Morning Post