TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus Corona yang berasal dari China semakin mengkhawatirkan karena memakan banyak korban meninggal.
Hingga Sabtu (29/2/2020) tercatat lebih dari 2.000 jiwa dari seluruh dunia meninggal karena Virus Corona.
Namun tidak ada satu pun kasus Virus Corona yang ditemukan di Indonesia hingga Sabtu (29/2/2020).
Padahal World Health Organization (WHO) telah mengimbau seluruh negara untuk melakukan tindakan agresif.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Riset Korona Virus dan Formulasi Vaksin PNF, C.A Nidom mengatakan bahwa hal tersebut tak perlu dikhawatirkan.
Baca: Soal Virus Corona, 6 Kota di Indonesia Disebut Zona Kuning, Kemenkes Bantah Keluarkan Pernyataan
Hal itu dikatakan Nidom saat melakukan wawancara dengan Kompas TV, Sabtu (29/2/2020).
Mulanya, pembawa acara bertanya soal perbandingan negara tetangga soal Virus Corona.
"Prof ada kekhawatiran juga dan ini dibahas di media asaing soal penyabaran Virus Corona di Indonesia," ujar pembawa acara.
"Kita meneliti 132 spesimen sementara Singapura 1.200, Malaysia 1.000 kekhawatiran itu kemudian muncul dan kemudian menjadi bahasan di salah satu media internasional, bagaimana menjawab ini?"
Nidom mengatakan bahwa tidak ada problem yang harus dikhawatirkan soal Indonesia yang tak menjangkiti Indonesia.
Tiga Kemungkinan Indonesia Belum Kena Corona
Indonesia menjadi negara di kawasan Asia Tenggara yang belum terdeteksi terjangkit virus corona hingga saat ini.
Banyak pihak dibuat heran mengapa belum ditemukan pasien positif corona di Indonesia.
Padahal virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China itu sudah menyebar ke sejumlah negara.
Anggota Ikatana Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan ada tiga kemungkinan yang membuat belum ada kasus positif corona di dalam negeri.
"Pertama ada dugaan warga yang positif virus corona ini tidak terlaporkan."
"Kedua, apakah ini failed detection-nya, yang ketiga apakah ada ketidakmecingan antara standar WHO dengan program yang kita kembangkan di Indoensia," tutur Hermawan dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).
Hermawan menjelaskan Indonesia sudah memiliki instrumen yang memadahi untuk mendeteksi keberadaan virus corona sampai tingkat kabupaten/kota.
Didukung lagi Indonesia memiliki tenaga surveillance
"Artinya human resources kita sebenarnya cukup melakukan early detection, melakukan kajian-kajian lapangan."
"Bahasa kami istilahnya health intelegen," ungkap Hermawan.
Dari tiga kemungkinan tersebut, menurut Hermawan yang paling mungkin terjadi adalah tidak terlaporkannya masyarakat yang positif virus corona.
"Sejauh ini teori tadi memungkinkan, underreporting ini ada, boleh jadi, ini masih praduga."
"Orang yang terinfeksi malah sampai meninggal dunia, cuman tidak pernah diperiksa atau memang keluarganya tidak merelakan untuk tidak diautopsi atau apa."
"Ini boleh jadi," tambahnya.
Hasil Pemeriksaan 136 Pasien Terkait Corona di Indonesia
Sebuah data terbaru yang dikeluarkan oleh dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) telah menunjukkan hasil pemeriksaan pasien terduga Virus Corona di Indonesia.
Dalam data tersebut, yang dikeluarkan pada 27 Februari 2020, tercatat telah memeriksa 136 spesimen terduga (suspect) virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Disebutkan pasien yang diperiksa tersebut mempunyai gejala demam, batuk, sesak napas dan mempunyai riwayat perjalanan ke negara terjangkit COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir.
Pasien ini dirawat di ruang isolasi dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah sakitnya itu karena COVID atau bukan.
Para pasien dalam pengawasan virus corona tersebut, tersebar di 44 rumah sakit yang ada di 22 Provinsi di Indonesia.
Diantaranya DKI Jakarta 35 orang, Bali 21 orang, Jawa Tengah 13 Orang, Kepri 11 orang, Jawa Barat 9 orang, Jawa Timur 10 orang, dan Banten 5 orang.
Sedangkan Sulawesi Utara 6 orang, Yogyakarta 6 orang, Kalimantan Timur 3 orang, Sulawesi Selatan 2 orang, Jambi 1 orang, dan Papua Barat 1 orang.
NTB 2 orang, Bengkulu1 orang, Kalimantan Barat 1 orang, Kalimantan Tengah 1 orang, Sulawesi Utara 1 orang, Maluku 1 Orang, Sumatera Barat 1 orang, Bangka Belitung 1 orang, Sumatera Selatan 2 orang.
Dan hasil pemeriksaan 136 pasien dalam pengawasan virus corona menunjukkan bahwa belum satupun positif virus mematikan tersebut.
Bantahan Kemenkes soal 6 Kota Indonesia Disebut Zona Kuning
Akhir-akhir ini beredar informasi melalui WhatsApp yang menyebut ada enam kota di Indonesia yang termasuk zona kuning virus corona.
Pesan berantai yang beredar menyebutkan keenam kota tersebut adalah Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Bali, dan Manado.
Informasi itu mencantumkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) sebagai sumber.
Menanggapi hal tersebut, Kemenkes mengeluarkan pernyataan resminya.
Dikutip Tribunnews dari rilis resmi, Kemenkes mengungkapkan tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang '6 kota zona kuning corona', sebagaimana informasi yang beredar di media sosial.
Kemenkes pun mengaku telah melakukan upaya pencegahan dan penangkalan virus corona.
"Sejauh ini Kemenkes terus melakukan upaya cegah tangkal Covid-19 di 135 pintu masuk negara (darat, laut, udara), termasuk SDM dan peralatannya," tulis rilis tersebut, Jumat (28/2/2020).
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah mempercayai dan menyebarluaskan hoaks yang tidak jelas isi dan sumbernya.
Kemenkes pun meminta masyarakat untuk mengikuti perkembangan virus corona melalui media resmi dari Kemekes.
"Ikuti perkembangan Covid-19 melalui website kemkes.go.id dan akun media sosial Kemenkes," tulisnya.
Kemenkes pun memberikan hotline center di nomor 021 5210411 atau 0812 1212 3119.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul:
- "Tiga Kemungkinan Mengapa Indonesia Belum Kena Virus Corona"
- "Hasil Pemeriksaan 136 Pasien Terkait Virus Corona di Indonesia, Semua Negatif"
- "Soal Virus Corona, 6 Kota di Indonesia Disebut Zona Kuning, Kemenkes Bantah Keluarkan Pernyataan"