TRIBUNNEWS.COM – Setiap anak istimewa dengan segala keunikannya masing-masing, begitupun anak yang memiliki risiko sensitivitas. Saking istimewanya mereka, segala hal yang dianggap remeh menjadi momen berisiko yang dapat mengganggu kesehatan si kecil.
Jadi, apa sih sebenernya risiko sensitivitas itu? Risiko sensitivitas adalah risiko di mana terjadi reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh si Kecil terhadap sesuatu yang biasanya tidak berbahaya seperti protein makanan, contohnya susu sapi sehingga menimbulkan gejala seperti eksim pada kulit, diare, kolik atau lainnya.
Jika dibiarkan begitu saja, risiko sensitivitas pada anak akan menyebabkan anak memiliki sensitivitas, dan hal ini tentu bukanlah keinginan sebagian besar orangtua diluar sana.
Namun faktanya, di dunia sendiri, menurut data Data World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO White Book on Allergy yang diperbaharui pada tahun 2013, menunjukkan angka prevalensi sensitivitas mencapai 10-40 persen dari total populasi dunia.
Sedangkan di Indonesia, kejadian sensitivitas, menurut dr. Sumadiono, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Imunologi, bervariasi di berbagai daerah mulai dari 3 persen hingga 60 persen.
Tentu angka yang tidak sedikit, bukan? Lantas apa sebenarnya penyebabnya risiko sensitivitas sehingga menyebabkan sensitivitas ini?
Menurut WAO, faktor tersebut diantaranya faktor keturunan (genetik), faktor sumber atau jenis alergen tertentu, faktor lingkungan (polusi di dalam atau luar ruangan), faktor sosial ekonomi, serta faktor perubahan cuaca dan migrasi.
Walaupun begitu, berdasarkan penjelasan dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus pakar imunologi Iris Rengganis, alasan kenapa seseorang bisa memiliki sensitivitas masih menjadi misteri.
Namun menurutnya, dari semua faktor yang ada, keturunan adalah faktor utama si kecil memiliki risiko sensitivitas.
"Bila salah satu orangtua memilikinya, kemungkinan sensitivitas diturunkan kepada anaknya yaitu sekitar 50-60 persen, sedangkan bila kedua orangtuanya sensitivitas, risiko anaknya memiliki sensitivitas sangat besar, hingga 80 persen," ujar Iris Rengganis.
Kabar buruknya, sensitif lebih pada si kecil tak bisa disembuhkan, namun kabar baiknya risiko sensitivitas ini dapat dicegah dan dikurangi yaitu salah satunya dengan nutrisi yang mengandung SYNEO Engine.
Mengenal lebih jauh apa itu SYNEO Engine
SYNEO Engine adalah sebuah kombinasi sinbiotik unik yang telah dipatenkan. Kombinasi ini terdiri dari prebiotik oligosakarida scGOS/lcFOS (9:1) dan probiotik Bifidobacterium breve M-16V yang terbukti secara klinis mendukung daya tahan tubuh dalam menurunkan resiko sensitivitas si Kecil.
Prebiotik oligosakarida scGOS|IcFOS 9:1 adalah makanan bakteri baik untuk keseimbangan mikrobiota saluran cerna. Sementara, probiotik Bifidobacterium breve M16V adalah bakteri baik yang secara alami terdapat di saluran cerna dan terbukti aman untuk mendukung perkembangan daya tahan tubuh.
Untungnya ada kabar baik bagi Anda yang selalu khawatir pada si kecil dengan risiko sensitivitas. SYNEO engine ditemukan dalam Nutrilon Royal Prosyneo yang merupakan formula terbaik di kelasnya, yakni pertama dan satu-satunya formula terhidrolisa parsial dengan sinbiotik yang dipatenkan (SYNEO) untuk mencegah risiko sensitivitas si Kecil
Apalagi selain SYNEO, Nutrilon Royal Prosyneo juga mengandung 100 persen protein whey terhidrolisa parsial dengan sensitivitas lebih rendah dan mudah dicerna; Omega 3, omega 6, dan zat besi yang mendukung kemampuan berpikir; Vitamin C dan E yang mendukung fungsi normal daya tahan tubuh; dan dilengkapi 13 vitamin dan 14 mineral yang mendukung pertumbuhan optimal.
Moms pun tak perlu kerepotan mencari sebab Nutrilon Royal Prosyneo sudah bisa didapatkan di e-commerce dan swalayan kesayangan Anda.
Yuk, kurangi risiko sensitivitas si kecil!
Penulis: Firda Fitri Yanda/Editor: Dana Delani