Virus ini menyamarkan diri ketika bekerja menginfeksi inang dan akan menembus sel inang.
Setelah itu mereka akan memberi awalan terhadap respons imun tubuh pada seseorang.
Dilansir dari laman resmi WHO, seperti yang sudah kita ketahui virus corona akan menular apabila penderita berhubungan langsung dengan orang lain yang daya tubuhnya lemah.
Maka dengan Herd Immunity, diaharapkan sebuah sel mengenali tanda-tanda patogen tertentu, setelah tubuh akan mengeluarkan sinyal alarm ke sistem kekebalan tubuh.
Kemudian harapannya wabah ini akan hilang dengan sendirinya karena virus akan sulit menemukan host atau inang.
Itu sebabnya pengalaman pertama seseorang dengan penyakit menular bisa sangat buruk, dan sangat berbeda dengan kasus infeksi kedua atau setelahnya, karena sistem kekebalan sebelumnya belum mengenali infeksi virus tersebut.
Namun kepala penasehat ilmiah pemerintah Inggris, Patric Vallance menyatakan bahwa strategi herd immunity ini akan menimbulkan efek yang cukup berbahaya.
Resiko yang ditimbulkan mungkin cukup tinggi, dan bisa jadi malah membuat korban semakin banyak.
Karena kekebalan komunitas atau herd immunity alami ini dapat dilakukan apabila didukung dengan adanya vaksinasi dan pembatasan maksimal.
Dilansir dari apic.org, vaksin ini bertujuan untuk mencegah banyak penyakit berbahaya dan mematikan menulari orang lainnya.
Populasi juga harus melakukan mitigasi dan pencegahan untuk memutus mata rantai penularan virus.
Sedangkan hingga saat ini vaksin untuk virus covid-19 belum juga ditemukan.
Maka pencegahan virus ini baru dapat dilakukan dengan cara lain seperti mencuci tangan dengan bersih sesering mungkin, pembatasan fisik, isolasi hingga karantina mandiri.
(Tribunnews.com/Oktaviani Wahyu Widayanti)