Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bagi penderita diabetes, nasi dianggap sebagai musuh. Sebab, nasi mengandung gula.
Nasi juga dinilai jadi musuh bagi orang yang berniat untuk menurunkan berat badan.
Terkait anggapan tersebut Sekretaris Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) dr. Em Yunir, menuturkan yang membuat efek-efek negatif tersebut, apabila nasi ditambah lauk-pauk berlebih.
“Nasi jadi kambing hitam karena pola makan kita kan tinggi karbo, nasi segunung lauknya sedikit, itu kan banyak kalori yang masuk,” kata dr. Em Yunir saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2019).
Misalnya jika memiliki tinggi 160 cm, maka maksimal kalori yang dikonsumsi per hari adalah 1.700 kalori.
Sedangkan satu tumpuk nasi padang saja kalorinya bisa mencapai 175 hingga 200 kalori.
Kemudian yang membuat tekanan gula dalam tubuh cepat tinggi, karena nasi mengandung indeks glisemik tinggi, yang dalam satu hingga dua jam cepat menaikkan tekanan gula darah.
Baca: Pameran Pembangunan Kesehatan 2019 Diikuti Oleh PT Industri Nuklir Indonesia
Baca: Tropicana Slim Ajak Keluarga Indonesia Cegah dan Lawan Diabetes
Baca: Tak Sepenuhnya Sehat, Ini 5 Bahaya Konsumsi Nasi Putih: Potensi Obesitas Hingga Diabetes Tipe 2
“Karena kan nasi indeks glisemik tinggi, kalau makanan yang lain pelan-pelan naiknya. Jadi memberi pankreas mengeluarkan insulin pelan-pelan,” ucap dr. Em Yunir.
Lalu, adanya mitos kalau nasi putih lebih baik dikonsumsi saat dingin karena rendah gula pun langsung dipatahkan oleh dr. Em Yunir, karena tidak ada pengaruhnya.
“Kalau nasi hangat dijauhkan ya karena selera, kalau nasi panas kan bikin tambah terus jadi banyak gulanya,” kata dr. Em Yunir.
Ada berbagai pilihan nasi lain yang dimodifikasi sehingga memiliki indeks glisemik yang rendah, namun efek jangka panjangnya tetap menumpukkan gula di dalam tubuh.
“Ada nasi hitam sehingga indeksnya rendah jadi kenaikan gula darahnya beda tapi katanya efek jangka panjangnya sama saja,” kata dr. Em Yunir.