Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit jantung identik dengan gejala nyeri dada.
Oleh karena itu, biasanya kalau ada yang merasa nyeri dada orang selalu ketakutan terkena serangan jantung.
Mungkin saja ada masalah di jantung, tapi tidak selalu serangan jantung. Bisa jadi masalah jantung lainnya, misal gangguan irama jantung atau masalah katup jantung.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Sari Sri Mumpuni Sp.JP (K) menjelaskan serangan jantung terjadi saat seseorang sedang melakukan aktifitas fisik.
Baca: Nyeri Dada Tak Selalu Disimpulkan Penyakit Jantung, Ketahui Masalah kesehatan dengan Gejala Tersebut
Ciri-ciri serangan jantung adalah dada terasa ditekan, kemudian nyeri di bagian dada kiri yang bahkan bisa tembus ke bagian punggung.
"Gejala awal rasanya ditekan di dada berdurasi 5 sampai 10 menit saat aktifitas fisik, karena saat aktifitas fisik aliran oksigen kurang karena ada penyempitan kalau sudah tersumbat bisa keluhannya sangat berat," kata dr. Sari saat webinar bersama RSPI, Selasa (16/6/2020).
Kemudian tanda-tanda serangan jantung lainnya yaitu keringat dingin yang bukan hanya pada telapak tangan atau kaki tapi hampir sekujur tubuh hingga membuat baju yang dipakai basah.
"Seperti ingin menggapai oksigen, keringat dingin seprti mau pingsan, lemas, keringat dingin bukan di jari tangan aja tapi basah bajunya, itu serangan jantung," ungkap dr. Sari.
Baca: Ibu Hamil positif Covid-19, Bagaimana Penanganannya Saat Melahirkan? Bersalin Normal Tak Disarankan
Nah, apabila sedang diam saja lalu dada sakit sekitar beberapa menit saja, satu sampai dua menit dan seperti merasa tidak bisa bernapas dr. Sari mengungkapkan itu bisa karena gangguan irama jantung.
Tapi kalau badan terasa tidak enak dan sering ada riwayat jantung seperti ditusuk sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk pemeriksaan yang lebih detil.
"Posisi henti napas itu gejala debaran jantung itu adalah irama gangguan jantung ya termasuk ke penyakit jantung karena penyakit jantung gak hanya jantung coroner," pungkas dr. Sari.