Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mitos-mitos soal kesehatan banyak beredar di masyarakat. Umumnya berkaitan dengan pantangan makan makanan tertentu.
Contohnya adalah mitos soal larangan makan daging pada laki-laki setelah operasii sunat. Tujuannya supaya luka bekas sunat cepat sembuh.
Bagaimana fakta medisnya? Apakah makan daging memperlambat penyembuhan luka sunat?
Dokter Spesialis Bedah Umum, dr. Andika August Winata, SpB menekankan kalau mitos tersebut salah karena protein dari daging justru dibutuhkan untuk penyembuhan.
Baca: Apa Saja yang Diklaim Menu Sarapan Terbaik untuk Kesehatan?
"Kalau tidak makan daging saat penyembuhan sebaiknya jangan ya, karena protein dibutuhkan supaya cepat sembuh," ungkap dr. Andika saat live instagram bersama RS Eka Hospital, Rabu (17/6/2020).
Dr. Andika menyebutkan ia bahkan biasanya selalu menyarankan kepada pasiennya yang habis melakukan operasi sunat maupun operasi apapun untuk makan daging.
Tidak hanya daging kandungan protein hewani juga bisa didapatkan pada telur karena protein mampu mendukung tubuh untuk tetap sehat sehingga kalau ada luka bisa segera sembuh.
"Tindakan operasi apapun itu disarankan, banyak potein daging ayam putih telur supaya cepat sembut," kata dr. Andika.
Baca: Terpaksa ke Salon di Masa Pandemi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan Demi Keselamatan?
Tindakan sunat sendiri merupakan tindakan pelepasan kulit di ujung penis untuk mencegah berbagai risiko penyakit dan menjaga kebersihan penis.
Sunat bisa dilakukan usia berapapun dengan berbagai metode yang berkembang, mulai dari potong langsung kulup dengan pisau bedah, laser, klem maupun strapler.
Tidak ada ketentuan usia untuk sunat, hanya saja semakin tua proses penyenbuhannya akan semakin lama tidak seperti saat anak-anak.