TRIBUNNEWS.COM - Selama ini yang sering didengar adalah keluhan tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang berdampak pada penyakit kronis, di antaranya jantung, ginjal, dan stroke.
Jarang sekali kita dengar informasi mengenai risiko yang ditanggung seseorang apabila mengalami tekanan darah rendah.
Tekanan darah rendah adalah kondisi yang ditandai dengan nilai tekanan darah berada di bawah angka 90/60 mmHg.
Angka 90 menunjukkan tingkat tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik.
Sedangkan, angka 60 menunjukkan tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa lagi atau kerap disebut tekanan diastolik.
Dalam istilah kedokteran, tekanan darah rendah diberi nama hypotention (hipotensi).
Baca: Menjawab Kemungkinan Penderita Stroke Bisa Sembuh dan Hidup Normal
Baca: Peneliti di China Sebut Obat Hipertensi Bisa Lindungi Diri dari Penularan Covid-19
“Hypo” memiliki arti rendah dan “tention” berarti takanan. Jadi, hipotensi ini memang berseberangkan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Pengertian yang paling baik tentang tekanan darah tinggi adalah lebih sebagai suatu keadaan fisiologis daripada sebagai suatu penyakit.
Penyebab tekanan darah rendah Tekanan darah dapat berubah dalam berbagai kesempatan, tergantung kondisi dan aktivititas yang dilakukan masing-masing orang.
Baca: Makanan yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Hipertensi
Kondisi tersebut wajar terjadi karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan.
Selain itu, hipotensi juga bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu.
Melansir Heart, berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi penyebab tekanan darah rendah:
- Kehamilan, yakni pada 24 minggu pertama kehamilan, tekanan darah biasanya turun
- Penurunan volume darah juga dapat menyebabkan tekanan darah turun
- Istirahat terlalu lama
- Kehilangan darah yang signifikan dari trauma besar, dehidrasi atau perdarahan internal yang parah hingga mengurangi volume darah
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti yang bersifat diuretik dan obat lain untuk mengobati hipertensi, obat jantung seperti beta blocker, obat untuk penyakit Parkinson, antidepresan trisiklik, obat disfungsi ereksi, terutama dalam kombinasi dengan nitrogliserin, narkotika dan alkohol
- Resep lain dan obat bebas dapat menyebabkan tekanan darah rendah ketika digunakan dalam kombinasi dengan obat tekanan darah tinggi
- Masalah jantung, seprerti denyut jantung rendah yang abnormal (bradikardia), masalah dengan katup jantung, serangan jantung dan gagal jantung
- Jantung tidak dapat mengalirkan cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
- Masalah endokrin, termasuk komplikasi dengan kelenjar penghasil hormon dalam sistem endokrin tubuh, khususnya tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), penyakit paratiroid, insufisiensi adrenal (penyakit Addison), gula darah rendah dan, dalam beberapa kasus, diabetes
- Infeksi berat (syok septik) yang dapat terjadi ketika bakteri meninggalkan situs asli infeksi (paling sering di paru-paru, perut atau saluran kemih) dan memasuki aliran darah. Bakteri kemudian memproduksi racun yang memengaruhi pembuluh darah, yang menyebabkan penurunan tekanan darah yang dalam dan mengancam jiwa
- Syok anafilaksis adalah reaksi alergi yang kadang-kadang fatal yang dapat terjadi pada orang yang sangat sensitif terhadap obat-obatan seperti penisilin, terhadap makanan tertentu seperti kacang tanah atau sengatan lebah atau tawon. Jenis syok ini ditandai dengan masalah pernapasan, gatal-gatal, gatal, tenggorokan bengkak dan penurunan tekanan darah yang tiba-tiba dan dramatis
- Hipotensi yang dimediasi oleh syaraf. Tidak seperti hipotensi ortostatik, kelainan ini menyebabkan tekanan darah turun setelah berdiri dalam waktu lama, menyebabkan gejala seperti pusing, mual dan pingsan. Kondisi ini terutama menyerang orang muda dan terjadi karena miskomunikasi antara jantung dan otak
- Kurangnya vitamin esensial B-12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia, yang pada gilirannya dapat menyebabkan tekanan darah rendah
Memahami berbagai penyebab tekanan darah rendah tersebut, khususnya yang bisa dimodifikasi, bisa digunakan sebagai cara untuk menghindari masalah kesehatan yang tidak diinginkan.
Apakah tekanan darah rendah berbahaya?
Ketika sudah mengetahui gejala dan penyebab hipotensi, banyak orang mungkin akan bertanya mengenai apakah bahaya tekanan darah darah rendah ini.
Terkait hal ini, melansir Buku Menuju Hidup Sehat dengan Panjang Umur (2014) oleh Andri Wang, ada beberapa orang yang menderita tekanan darah rendah menunjukkan kondisi fisik yang prima.
Namun sayangnya, hipotensi sering dikaitkan juga dengan si penderita bisa mendadak pingsan (syok). Pada saat mereka bangun tidur bisa jatuh pinsang setelah tiba-tiba berdiri.
Bagi para penderita tekanan darah rendah yang mengalami alergi terhadap zat penicillin dan belum melakukan “skin test”, bisa juga mendadak jatuh pingsan ketika diberi obat antibiotik penicillin.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, mereka bisa meninggal dunia karena terjadi anaphyletic shock.
Kedua contoh tersebut adalah gejala tekanan darah rendah yang membahayakan jiwa manusia.
Jadi, kondisi tekakan darah rendah, bagi sebagain orang tetap perlu diwaspadai karena bisa berbahaya.
Pada sebagian penderita tekanan darah rendah yang belum pernah menunjukkan adanya gejala yang nyata sekalipun, bisa juga tiba-tiba jatuh pingsan.
Baca: Olahraga Di Luar Rumah, Dokter Sarankan Pakai Topi
Gejala serius pada kondisi tekanan darah rendah, yakni bisa mengurangi suplai oksigen dan zat nutrisi untuk otak dan organ vital lainnya, yang akan mengancam jiwa manusia yang dinamakan syok.
Tekanan darah rendah sewaktu dikaitkan juga dengan beberapa gejala di luar pusing dan pingsan. Kebanyakan gejala tersebut berhubungan dengan beberapa penyebab dan akibat dari hipotensi itu sendiri.
Misalnya saja, gejala nyeri dada, sesak napas, sakit kepala, leher kaku, gangguan pencernaan, diare berkempanjangan, dan sebainya.
Cara mengobati tekanan darah rendah
Pengobatan tekanan darah tengantung pada berat ringan kasusnya. Bagi orang yang sehat, meski punya gejala tekanan darah rendah, pada umumnya tidak membutuhkan pengobatan.
Sementara, bagi penderita tekanan darah rendah yang serius dengan gejala sering pusing, lebih baik segera konsultasi kepada dokter.
Namun, penderita tekanan darah rendah juga bisa lebih dulu melakukan berapa tips pengobatan dengan kebiasaan berikut:
1. Berbaring terlentang dengan kaki diangkat
Berbaring terlentang dengan kaki diangkat ke atas, akan menambah laju darah yang mengalir kembali ke jantung melakui pembuluh darah vena.
Dengan demikian, darah yang tersedia lebih banyak dan dipompa oleh jantung untuk menyuplai organ di bagian dada dan kepala.
Namun, apabila ada gejala tekanan darah yang serius, perlu segera konsultasi dengan dokter.
2. Jangan berdiri secara mendadak dari posisi terbaring atau duduk lama
Setiap waktu keadaan tekanan darah tidak sama. Tekanan darah menjadi lebih rendah pada saat tidur dan meningkat lagi pada saat bangun tidur. Tekanan darah juga naik pada waktu Anda sedang bergairah, tegang atau sedang aktif.
Ada orang yang sangat sensitif pada perubahan tekanan darah.Misalnya, dari posisi duduk kemudian langsung berdiri cepat, tekanan darah akan drop dalam waktu yang singkat.
Tubuh kita juga mampu mengatus tekanan darah untuk mengalirkan darah dan oksigen yang cukup ke jantung, otak, ginjal, dan jaringan organ vital lainnya.
Kabanyakan tekanan darah rendah terjadi karena tubuh tidak mampu membawa tekanan darah kembali normal dengan segera.
3. Atur pola makan
Bagi penderita tekanan darah rendah, penting untuk memenuhi asupan vitamin B-12 dan asam folat.
Hal itu dikarenakan, kurangnya vitamin esensial B-12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia, yang pada gilirannya dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
Selain itu, para penderita tekanan darah rendah juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi air, namun hindari mengonsumsi kafein pada malam hari.
Bagi penderita tekanan darah rendah, apabila mengalami gejala yang mencurigakan dan juga menderita penyakit jantung, perlu konsultasi ke dokter.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apakah Bahaya Tekanan Darah Rendah?