News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IDAI Rekomendasikan Anak Belajar di Rumah Sampai Akhir Tahun 2020

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi covid-19 membuat proses belajar mengajar tahun ajaran baru 2020 masih dilakukan dari rumah saja.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Aman B Pulungan, Sp(A)K menyebutkan rekomendasi IDAI sekolah di rumah disarankan hingga Desember 2020.

"Jelas bagi kita tunggu dulu sampai bulan Desember,," ucap dr. Aman saat webinar 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju', Kamis (23/7/2020).

Baca: Wajib Imunisasi Anak di Masa Pandemi, IDAI Beberkan Risikonya Apabila Tidak Dilakukan

Harus ada screening covid-19 yang merata dulu di seluruh Indonesia sebelum sekolah di mulai untuk memastikan supaya tidak ada penularan untuk melindungi anak-anak dari covid-19.

"Pastikan pemeriksaan 30 kali lipat dari kasus yang ada.
Pemeriksaan sudah 30 kali lipat atau 10 persen atau 1 persen dari populasi. Tapi harus merata di setiap provonsi bukan DKI doang," ungkap dr. Aman.

Kemudian IDAI merekomendasikan sekolah bisa dimulai jika penurunan kasus sudah stabil, tidak naik turun hari kasus turun tapi besok naik melambung lagi, minimal selama dua minggu.

Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

"Tunggu dua minggu tidak ada kasus baru. Setelah itu buat pilot projectnya dulu. Jadi jangan asal," kata dr. Aman.

Lalu harus dibuat protokol kesehatan baru di sekolah mulai dari pemeriksaan kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan di sekolah karena anak-anak punya resiko juga tertular covid-19.

Untuk protokol kesehatan di sekolah ini butuh kerjasama dari murid, guru, hingga orang tua untuk terus memastikan anak tidak lupa menerapkannya.

"Perlu diedukasi ke murid, orangtau, guru dan staf yang ada di Indonesia. Buat checklist pola baru, diperiksa, baru sekolah dimulai. Jadi kebijakan sekolah dibuka bukan hanya atas dasar karena usulan, tidak bisa," punggkas dr. Aman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini