Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua PB PDGI Drg. RM Sri Hananto Seno, Sp. BM(K), MM memaparkan sejumlah tantangan dokter gigi saat pandemi Covid-19, satu diantaranya pelayanan dokter gigi yang buka hanya 50 persen.
Alasannya, pratik dokter gigi memiliki risiko tertular Covid-19 cukup tinggi, di mana setiap pasien atau masyarakat yang datang berobat harus membuka masker agar dokter gigi dapat memeriksa kondisi gigi.
Berdasarkan data pihaknya telah ada 115 dokter gigi yang positif Covid-19 dengan 11 dokter gigi yang meninggal dunia.
"Melihat situasi saat ini memang ada berapa dokter gigi 50 persen pratik masih tutup, karena melihat rekan sejawat terpapar dimana kini ada 115 itu yang sedang menderita Covid-19 ini bahkan sudah ada sudah 11 orang yang telah meninggal dunia. Ini satu permasalahan kita," ujar dia dalam konferensi virtual Kamis (12/11/2020).
Hal itu tentu membuat pelayanan gigi dan mulut di masyarakat menjadi tidak maksimal. Terlebih, pelayanan kesehatan gigi dan mulut di rumah sakit juga dibatasi.
Meski demikian ia melanjutkan, masyarakat tetap mendapatkan pelayanan gigi dan mulut dengan memanfaatkan teknologi konsultasi online.
"50% lebih masih belum praktek sehingga ini menjadi masalah besar di Indonesia. Kami selalu mengharapkan pada dokter gigi kalau memang secara langsung menerima pasien tentu dengan alat pendukung yang lengkap dan aman. Selain itu juga bisa melalui virtual account WA komunitas masyarakat melakukan pelayanan," ungkap dia.
Masalah Gigi di Indonesia
Sementara itu, Ketua Komite Kesehatan Gigi dan Mulut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, drg. Tritarayati, SH, MH.Kes menyatakan, kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia penting sekali.
Dari data hasil riset kesehatan dasar 2018 menunjukkan bahwa kondisi indeks karies gigi Indonesia menunjukkan bahwa penduduk Indonesia rata-rata memiliki empat sampai lima gigi yang bermasalah.
"Ini merupakan salah satu dari 10 penyakit terbesar yang ada pada saat ini," ungkap dia dikesempatan yang sama.
Selain itu, terkait sarana dan prasarana, distribusi dokter gigi di Indonesia tidak merata.
Ada 4.162 dokter gigi di Indonesia, sementara ada 28,8 persen puskesmas di seluruh Indonesia tak memiliki pelayanan dokter gigi.
"Padahal idealnya satu puskesmas memiliku satu dokter gigi," terang Drg berhijab ini.
Tasya Kamila Manfaatkan Layanan Konsultasi Online
Sosok selebritas sekaligus ibu muda Tasya Kamila menyadari pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Saat pandemi Covid-19 ini, dirinya memanfaatkan layanan konsultasi online dengan dokter gigi dalam mengatasi masalah gigi dalam keluarganya, lantaran ia dan keluarga membatasi diri keluar rumah.
"Selama di rumah aja aku dan keluarga masih minimalisir keluar rumah," kata Tasya cerita Tasya Kamila dalam kegiatan Pepsodent secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Ibu dari Arrasya Wardhana Bachtiar ini menceritakan, saat Arrasya menginjak 1 tahun, dirinya ingin berkonsultasi dengan dokter gigi untuk memastikan perkembangan giginya berjalan normal.
Namun, karena kondisi pandemi membuat konsultasi dengan dokter gigi menjadi sulit dilakukan.
"Adanya konsultasi online dengan dokter gigi melalui WhatsApp Tanya Pepsodent sangat membantu aku untuk berkonsultasi dengan dokter gigi yang responsif dan informatif, sehingga aku bisa bertanya banyak hal tentang kesehatan ataupun masalah gigi dengan aman dan nyaman,” ungkap dia.
Tasya menuturkan, sangat peduli dengan perawatan dan kesehatan gigi dan mulut anak semata wayang itu.
Ia mengaku telah mengajarkan kebiasaan baik menggosok gigi pada Arrasya yang kini menginjak usia 18 bulan.
Ia mengenalkan kegiatan sikat gigi dengan memberi contoh kepada Arrasya setiap pagi dan malam.
"Kalau untuk perawatan gigi Arrasya, aku biasakan dia dengan aku contohin juga untuk sikat gigi dua kali sehari. Pagi setelah makan dan malam sebelum tidur," kata pelantun lagi "Libur Tlah Tiba" ini.