News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tumbuhan Berkhasiat Antihipertensi dan Antidiabetes di Desa Gunung Sari Bogor Kini Diteliti 

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sambiloto diyakini sebagai salah satu tanaman herbal berkhasiat antidiabetes.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki kekayaan alam hayati yang sangat melimpah. Sebagian diantaranya memiliki khasiat obat sebagai bahan baku herbal.

Aneka tumbuhan herbal ini tumbuh tidak hanya di pemukiman warga karena dibudidayakan, tapi juga berada di hutan-hutan.

Seperti kegiatan penelitian yang dilakukan Program Studi Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta.

Mereka baru saja melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ke warga Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Rabu (2/12/2020).

Kegiatan PKM dalam rangka melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi ini fokus mengeksplorasi ragam tumbuhan berkhasiat obat di Desa Gunung Sari Kecamatan Pamijahan.

Baca juga: Ini Jenis Tanaman Herbal Indonesia yang Digunakan sebagai Obat Penawar Covid-19

Harapannya, temuan mereka bisa dimanfaatkan untuk membantu pengobatan pasien Covid-19 dengan komorbid Diabetes Mellitus. 

Kegiatan ini diawali dengan penyuluhan kesehatan berupa pengetahuan tentang tanaman herbal antidiabetes dan antihipertensi berikut jenis tanaman herbal yang mudah ditemukan dan bermanfaat sebagai antidiabetes dan antihipertensi.

Baca juga: Kratom yang Sempat Disebut Memiliki Efek seperti Ganja Kini Ditetapkan sebagai Tanaman Herbal

Kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi tanaman dengan potensi khasiat obat yang diteliti oleh tim mahasiswa S3 Program Studi Doktor Ilmu Farmasi Universitas Pancasila.

Tim ini diketuai Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed (Ketua Prodi S3), Dr.rer.nat. apt. Deni Rahmat, M.Si. (Sekretaris Prodi S3), apt. Greesty F. Swandiny, M.Farm. dan Agus Kurniawan, S.Si., M.Farm. (Mahasiswa S3), serta dibantu 3 mahasiswa Prodi S1 (Cindy Angelia, Maristiyani dan Tifany Shalia), 2 tenaga kependidikan (Anggia Puspita dan Rofiqoh Hadiyati).

Menurut Ketua Prodi S3, Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed berharap kegiatan ini menjadi langkah awal bermitra dengan masyarakat sehingga kemudian dapat dilakukan eksplorasi tanaman obat berkhasiat yang bermanfaat sebagai obat.

Kepala Desa Gunung Sari, Hermansyah, S.AP menyatakan mendukung kegiatan ini karena bernilai positif dan bermanfaat. 

"Kegiatan ini sangat tepat diadakan di desa kami terlebih dengan situasi pandemik Covid-19. Masyarakat ada ketakutan berobat di pelayanan kesehatan dan mencari alternatif pengobatan tradisional," ujarnya.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan obat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini