Virus Nipah merupakan satu dari 16 patogen ancaman yang diidentifikasi WHO menjadi ancaman kesehatan dunia karena berpotensi menjadi pandemi.
Namun virus ini belum mendapat dukungan riset untuk mengantisipasi ancaman jika menjadi wabah.
Yang membuat khawatir ketika virus ini menjadi wabah di manusia, belum ada obat yang memadai untuk mengatasinya.
Termasuk belum adanya vaksin untuk mengatasi pandemi dari virus Nipah tersebut, walaupun virus ini disebut sudah terdeteksi lama.
Baca juga: WASPADA, Muncul Gejala Baru Covid-19, Covid Tounge, Bercak Mirip Sariawan di Lidah hingga Infeksi
Belum ada obat yang bisa menghandle penyakit ini, yang tentunya akhirnya bisa menyebabkan situasi menjadi buruk," katanya.
Dicky mengatakan bahwa masuknya dunia ke era pandemi salah satunya disebabkan oleh perilaku manusia sendiri yang mengabaikan keseimbangan alam.
Dengan pembabatan hutan dan perilaku yang tidak harmonis antara manusia dan alam membuat dunia semakin rawan terhadap pandemi.
"Perubahan iklim makin memperburuk situasi," katanya.
Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Aktor Herjunot Ali, Makan dari Tempat Sampah sampai Jualan Gas dan Koran Bekas
Ia menjelaskan bahwa di dunia ada sekiranya 1,6 juta jenis virus dimana sekitar 800 ribu virus menyebabkan infeksi.
Namun manusia hanya baru mengetahui atau meneliti 1 persen virus di dunia, dimana salah satunya ancaman virus Nipah.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa perilaku kehidupan normal baru (new normal) di masyarakat harus dilakukan untuk mencegah bermacam wabah.
Pemerintah juga diimbau mempersiapkan sarana prasarana kesehatan yang memadai untuk mengantisipasi atau mencegah ancaman virus yang dapat menjadi pandemi lainnya.
"Virus Nipah ini salah satu penyakit yang paling ditakuti, karena kombinasi masa inkubasi yang lama dan angka kematian yang tinggi, dapat menyebabkan setengah penduduk wilayah habis jika ini tidak dicegah dari awal," ujarnya.