TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesehatan reproduksi menjadi hal yang sangat penting bagi kaum perempuan, terlebih di masa pandemi virus corona (Covid-19) seperti yang terjadi saat ini.
Memiliki anak bagi pasangan subur merupakan suatu anugerah karena dapat menghasilkan keturunan sebagai generasi penerus.
Namun jika organ reproduksi perempuan itu belum sempurna, akan ada kemungkinan menimbulkan risiko kematian saat momen melahirkan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan perencanaan kehamilan (birth planning) bagi perempuan yang hendak menjadi ibu maupun mereka yang sebelumnya telah menjadi ibu, melalui penggunaan metode kontrasepsi modern.
Nah, yang menjadi kendala saat ini adalah pandemi Covid-19 membuat banyak perempuan merasa khawatir mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) seperti rumah sakit maupun klinik untuk memperoleh pelayanan KB, baik itu menggunakan suntik, Intrauterine Device (IUD) maupun implan.
Suntik KB merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestogen (progestin) yang serupa dengan progesteron.
Sedangkan IUD berbentuk seperti huruf 'T' dan memiliki ukuran sekitar 3 cm.
Alat kontrasepsi ini dipasang dalam rahim untuk menghentikan sperma dalam mencapai atau membuahi sel telur.
IUD disebut dapat mencegah kehamilan hingga sepuluh tahun.
Sementara KB Implan memiliki bentuk seperti tabung plastik elastis, ukurannya pun kecil dan mirip seperti batang korek api.
Alat kontrasepsi satu ini biasanya dimasukkan ke jaringan lemak pada lengan atas wanita.
Namun, karena pemasangan ketiga alat kontrasepsi ini membutuhkan bantuan tenaga medis di faskes, maka banyak perempuan yang akhirnya memilih alternatif kontrasepsi lainnya yakni mengkonsumsi pil KB atau kontrasepsi oral.
Cara mengkonsumsi pil KB pun tergolong mudah karena hanya diminum satu kali dalam sehari, pada jam yang sama setiap harinya.
Lalu, apakah pil KB efektif dalam mencegah kehamilan dan aman untuk dikonsumsi perempuan?
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Bambang Triono Cahyadi, Sp.OG, M.Kes mengatakan bahwa pil KB memiliki efektivitas yang tidak kalah dengan metode lainnya, termasuk suntik.
Selain itu, bagi orang yang mengikuti program Keluarga Berencana (Akseptor), mengkonsumsi pil KB turut mengurangi risiko mereka terpapar Covid-19.
Karena akseptor tidak harus mengunjungi faskes di masa pandemi ini.
"Kalau untuk pil KB kontrasepsi itu sangat efektif menurut saya, apalagi di masa pandemi Covid ini kan yang jelas tanpa harus kontak ke rumah sakit, tanpa harus kontak ke tenaga medis langsung," ujar Bambang, saat dihubungi Tribunnews, Kamis (4/2/2021).
Baca juga: Memelihara Kesehatan dan Kebersihan Reproduksi Wanita
Menurutnya, manfaat pil KB akan terasa efektif dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, jika dikonsumsi secara tepat.
"Itu akseptor itu bisa langsung mendapatkan pil kontrasepsi itu ya, kalau selama ini sih selama penggunaannya tepat, pil KB itu merupakaan suatu metode yang efektif ya," jelas Bambang.
Dokter yang membuka praktik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyi Ageng Serang, Kulon Progo ini bahkan menyebut penggunaan pil KB selama bertahun-tahun, tidak akan menimbulkan masalah kesehatan karena memiliki efek samping yang ringan.
Tentunya jika akseptor mengkonsumsi pil ini setiap hari sesuai dengan anjuran, saat mengikuti program KB.
"Bahkan digunakan berapa tahun pun tidak masalah, asalkan diminum secara teratur setiap hari sesuai anjuran, itu cukup efektif dan efek sampingnya pun termasuk kecil, artinya memungkinkan untuk mengurangi risiko akseptor untuk ke rumah sakit karena adanya keluhan akibat penggunaan pil KB tersebut," kata Bambang.
Oleh karena itu, ia menilai pil KB sebagai alternatif kontrasepsi yang efektif dalam mencegah kehamilan di masa pandemi ini.
"Jadi, kesimpulannya sih menurut saya sangat, sangat efektif penggunaannya," papar Bambang.
Sementara itu, Brand Manager Andalan Kontrasepsi, Apt. Rony Syamson, S.farm mengatakan salah satu penentu sukses atau tidaknya program KB bagi pasangan subur adalah melalui pemilihan metode kontrasepsi yang tepat.
"Berbicara tentang kontrasepsi, memilih metode kontrasepsi yang tepat menjadi salah satu penentu kesuksesan program KB yang dijalani," kata Rony.
Penggunaan pil KB maupun kondom dianggap sebagai alternatif terbaik dalam upaya mencegah kehamilan yang tidak direncanakan di masa pandemi.
"Di masa pandemi ini, di mana akses terhadap pelayanan KB di klinik terbatas, penggunaan kondom atau pil KB menjadi salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat yang ingin ber-KB namun tidak memungkinkan pergi ke tempat pelayanan KB," jelas Rony.
Bahkan tingkat efektivitas yang ditunjukkan pil KB pun sangat tinggi yakni mencapai 99 persen.
Menariknya, jika akseptor mengkonsumsi pil ini secara teratur dan sesuai dengan apa yang telah dianjurkan, mereka akan memperoleh manfaat lainnya.
Mulai dari membantu menjaga kesehatan kulit agar selalu terjaga hingga menjaga keseimbangan hormon.
"Selain mencegah kehamilan secara efektif hingga 99 persen apabila digunakan secara benar dan teratur, berkontrasepsi dengan menggunakan Pil KB juga memiliki berbagai manfaat antara lain membantu menjaga kesehatan kulit, membantu mencegah kista indung telur, hingga membantu untuk menjaga keseimbangan hormon," tegas Rony.
Sedangkan untuk metode kontrasepsi lainnya termasuk suntik KB, dianggap cukup berisiko membuat akseptor tertular Covid-19, karena penggunaannya memerlukan bantuan tenaga medis, tidak seperti pil KB yang hanya perlu mengkonsumsi sendiri berdasar anjuran saja.
Dr Bambang menjelaskan, bagi akseptor yang ingin melakukan metode lainnya seperti suntik KB, tentunya mereka harus mendatangi faskes seperti rumah sakit.
Namun saat ini banyak rumah sakit yang turut membantu menangani pasien Covid-19 karena semakin terbatasnya tempat perawatan pasien virus tersebut, hal inilah yang membuat kaum perempuan khawatir.
"Kalau suntik (KB) itu kan kekurangannya adalah harus dilakukan oleh tenaga medis ya, dalam hal ini bisa bidan, bisa dokter. Jadi mau nggak mau pasien harus datang ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit, jadi seperti itu kalau suntik," tutur Bambang.
Bambang pun kembali menekankan memilih metode kontrasepsi pil KB dianggap sebagai alternatif terbaik bagi akseptor di masa pandemi ini.
Cukup diam saja di rumah dan mengkonsumsi pil KB secara rutin setiap harinya sesuai dengan apa yang telah dianjurkan.
"Ya sekarang tidak menutup kemungkinan kan semua rumah sakit mau nggak mau harus siap menerima pasien Covid ya. Jadi sekarang ya bisa dikatakan tidak bisa memilah-milah rumah sakit mana yang tidak merawat Covid sih memang," kata Bambang.
Perlu diketahui, pandemi Covid-19 yang berlangsung di Indonesia sejak Maret 2020 telah mendorong penurunan angka pada perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi.
Pada periode tersebut, data yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat ada lebih dari 420 ribu kehamilan yang tidak direncanakan akibat penurunan penggunaan tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah melalui BKKBN mengimbau agar masyarakat disiplin dalam mengikuti program KB serta menggunakan kontrasepsi demi memperoleh kehamilan yang direncanakan.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Eni Gustina mengatakan bahwa selama masa pandemi ini, program KB terancam gagal karena terbatasnya akses masyarakat ke faskes.
Menurut Eni, berbagai pertimbangan membuat pasangan usia subur memutuskan untuk tidak mendatangi faskes untuk memperoleh pelayanan KB.
Satu diantaranya karena takut tertular Covid-19 lantaran saat ini banyak rumah sakit yang turut menangani pasien yang terinfeksi virus tersebut.
"Pasangan usia subur menunda mendatangi faskes untuk mendapatkan pelayanan KB karena kekhawatiran akan tertular, hingga fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kontrasepsi tutup karena provider pelayanan KB belum sepenuhnya memiliki sarana yang diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19," kata Eni, dalam konferensi pers virtual 'Hari Kontrasepsi Sedunia #2020 #SadarBerkontrasepsi Di Tengah Pandemi yang digelar DKT Indonesia, Kamis (24/9/2020) lalu.
Saat ini ada banyak jenis pil KB yang beredar di pasaran.
Sebagian besar diantaranya memiliki proses kerja melalui pelepasan hormon yang membuat ovarium melepaskan telur.
Selain itu juga menebalkan dinding rahim dan membantu menghalangi sperma agar tidak sampai ke sel telur.
Sebagai merek terdepan alat kontrasepsi yang telah digunakan oleh jutaan perempuan di Indonesia selama lebih dari 20 tahun, Andalan Kontrasepsi tentunya memiliki beberapa jenis Pil KB yang bisa menjadi pilihan bagi para perempuan Indonesia yang sedang mengikuti program KB.
Produk pertama adalah Pil KB Andalan FE yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Pil ini cocok bagi perempuan yang memiliki riwayat penyakit anemia, karena terdapat kandungan zat besi atau FE dalam pil placebonya.
Selanjutnya ada pula Pil KB Andalan Laktasi yang mengandung hormon tunggal progesteron.
Pil ini khusus diperuntukkan bagi ibu menyusui, karena tidak hanya bisa mencegah kehamilan, namun juga tidak akan mengganggu produktivitas Air Susu Ibu (ASI).
Kemudian Pil KB Elzsa yang mengandung hormon cyproterone acetate dan ethinilestradiol.
Pil ini cocok digunakan untuk perempuan yang sangat memperhatikan penampilan fisik.
Karena memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan kulit, mengurangi jerawat dan flek, pil ini juga tidak memivu peningkatan berat badan, serta menjaga agar siklus menstruasi berlangsung secara teratur.
Lalu Andalan Postpil yang memiliki fungsi sebagai back up plan dalam perencanaan keluarga.
Pil ini bisa dikonsumsi jika akseptor lupa memakai kontrasepsi, lupa suntik KB atau lupa meminum Pil KB.
Postpil dapat memberikan perlindungan dan mencegah kehamilan setelah berhubungan tanpa alat kontrasepsi, jika dikonsumsi paling lambat 5 hari atau 120 jam setelah berhubungan intim.
Berikutnya, ada Pil KB Andalan yang paling populer dan diminati jutaan perempuan di Indonesia.
Pil KB satu ini mengandung hormon kombinasi ethinylestradiol (hormon estrogen) dan levonorgestrel (hormon progestin) yang sangat bermanfaat bagi kaum perempuan.
Perlu diketahui, pil KB menjadi salah satu metode perencanaan keluarga yang dipilih oleh banyak perempuan setelah KB Suntik.
Rony pun kembali menyampaikan sederet keunggulan dan manfaat pil KB Andalan.
Pil KB ini dianggap efektif menunda kehamilan jika diminum secara teratur setiap harinya, tentunya pada jam yang sama.
Tingkat kegagalannya pun sangat rendah yakni kurang dari 1 persen.
Bagi perempuan yang sedang mengikuti program KB namun kerap menghadapi rasa sakit akibat menstruasi, mengkonsumsi Pil KB ini juga dapat mengurangi rasa sakit itu.
Beberapa dokter bahkan meresepkan Pil KB untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis.
Pil KB ini juga dianggap mampu mengurangi jerawat, tidak menimbulkan flek pada wajah, serta mengurangi risiko kanker ovarium, karena dapat menyeimbangkan hormon.
Penggunaan Pil KB kombinasi yang memiliki kandungan hormon dan progesteron dapat mengurangi risiko kanker ovarium mencapai 21 persen.
Hal ini berdasar pada sebuah riset terbaru yang dilakukan melalui kroscek data kesehatan terhadap 1,9 juta perempuan yang memiliki rentang usia mulai dari 19 hingga 49 tahun.
Pil KB juga dapat mengembalikan kesuburan secara cepat, ini tentunya jika para perempuan berhenti mengkonsumsinya karena ingin hamil.
Kandungan hormonal yang dimiliki Pil KB yang beredar di pasaran saat ini juga berada pada tingkat rendah, sehingga tidak akan mengganggu kesehatan perempuan.
Jutaan perempuan di Indonesia pun telah memilih Pil KB Andalan untuk merencanakan keluarga dan menjadi top of mind pada kategori produk Pil KB di Indonesia.