Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada pepatah mengatakan, kesehatan itu mahal harganya.
Ketika banyak uang tapi sakit-sakitan apa gunanya? Mungkin pepatah itu perlu dipegang erat-erat dengan menjaga kesehatan.
Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan lebih selektif memilah makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Kalau tidak dimulai sekarang, risiko terkena penyakit lebih tinggi. Kanker lambung misalnya.
"Faktor kanker lambung disebabkan pengaruh lingkungan hidup setidaknya mencapai 90-95 persen," kata Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP dalam seminar virtual yang dilaksanakan oleh Yayasan Kanker Indonesi (YKI).
Baca juga: Konsumsi Garam Berlebih Dapat Picu Kanker Lambung
Faktor lingkungan hidup ini lebih kepada gaya hidup seperti kegiatan diet (30-35 persen), rokok (25-30 persen), infeksi (15-20 persen), obesitas (10-20 persen), alkohol (4-6 persen) dan lain-lain (10-15 persen).
dr. Aru Sudoyo mencontohkan gaya hidup warga negara Jepang yang rentan terkena kanker lambung.
Selain sebagai negara yang mengonsumsi garam cukup tinggi, Jepang tidak bisa lepas dengan budaya minum sake.
"Di Jepang, konsumsi sake yang mengandung alkohol cukup tinggi. Selain itu, di sana mereka gemar memakan sup panas. Padahal makanan yang panas dapat merusak alat pencernaan," katanya, Rabu (10/2/2021).
Setidaknya menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker lambung di dunia tahun 2020 mencapai lebih dari 1 juta kasus yaitu sebanyak 369.580 kasus pada wanita dan 719.523 kasus pada laki-laki.