Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Setiap tahunnya di Indonesia, jumlah anak yang mengalami kekurangan darah atau anemia terus meningkat.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik DR.Dr. Luciana B. Sutanto, MS.
"Menurut hasil riset dari kesehatan dasar pada tahun 2018. Setidaknya ada 1 dari 3 anak di Indonesia yang mempunyai masalah anemia," terangnya dalam acara Konferensi Pers Peluncuran SGM EKSPLOR PRO-GRESS MAXX, Kamis (18/2/2021).
Padahal kekurangan anemia dampak berdampak cukup besar pada anak. Seperti pertumbuhan kognitif dan motorik dapat terhambat. Begitu juga pada kecerdasan intelegensi anak (IQ).
Baca juga: Makanan untuk Penderita Anemia yang Direkomendasikan Ahli Gizi
Baca juga: BPOM: Vitamin D 1000 IU Aman untuk Suplemen Kesehatan Lansia dan Ibu Hamil Saat Pandemi Covid-19
Agar anak tidak terserang anemia, tentu orangtua perlu memasukkan makanan yang mengandung zat besi seperti hati, daging merah, bayam, biji wijen dan sebagainya.
Namun selain itu ternyata ada fakta menarik agar anak terhindari dari anemia. Menurut dr Luciana, agar zat besi dapat terserap baik oleh tubuh, anak perlu mengonsumsi Vitamin C.
Selama ini mungkin Vitamin C bagi anggapan masyarakat berfungsi merawat gigi dan tulang serta menjaga ketahanan tubuh terhadap virus. Nyatanya manfaat dari vitamin yang satu ini masih banyak lagi. Yaitu membantu zat besi terserap cepat dalam tubuh.
"Zat besi perlu merubah valensinya agar bisa terserap oleh tubuh. Maka, berkat Vitamin C, hal ini bisa dilakukan," ucapnya.
Oleh karena itu dr Luciana menyarankan para orangtua untuk menghidangkan makanan yang tidak hanya mengandung zat besi saja. Tapi juga Vitamin C yang terdapat di berbagai jenis makanan. Semisal kentang, sayur bayam dan masih banyak lagi.