TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini kasus pandemi Covid-19 masih terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi pandemi yang sudah ada di Indonesia sejak setahun silam ini.
Mulai dari membatasi kegiatan masyarakat, mengajak masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan, hingga menyediakan vaksin bagi masyarakat.
Pada 13 Januari 2021 lalu, program vaksin Covid-19 telah dijalankan. Dan saat ini, pemerintah Indonesia telah mendatangkan vaksin Covid-19 ke Indonesia secara bertahap. Vaksinasi tahap pertama telah dijalankan dan ditunjukkan untuk para tenaga kesehatan.
Salah satu target vaksinasi tahap kedua adalah lansia 60 tahun keatas dengan total sasaran 21,5 juta orang. Namun, harus diakui bahwa diantara lansia tersebut banyak yang mempunyai faktor komorbid.
Tingginya antusias masyarakat lansia untuk melakukan vaksinasi, perlu diimbangi dengan informasi yang benar. Oleh karena itu, kita harus bersatu padu membantu pemerintah dan semua pihak untuk menangani dengan segenap kemampuan kita bersama.
Ketua Umum IndoHCF, Dr.dr. Supriyantoro, Sp. P, MARS mengatakan, dalam rangka memberi kontribusi dan edukasi kepada masyarakat, Indonesia Healthycare Forum (IndoHCF) dan Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) bekerja sama dengan Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (Ikkesindo), Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Persatuan Istri Purnawirawan (Perip), Perkumpulan Juang Kencana (PJK), dan Mitra Daya Setara (MDS) didukung oleh IdsMED System Indonesia menyelenggarakan Bincang-Bincang Seputar COVID (BIBIR COVID) pada tanggal 4 Maret 2021, yang dikemas dalam bentuk talkshow online dengan mengangkat isu " Vaksinasi Covid-19 Bagi Lansia : Bagaimana Implementasi di Lapangan?"
Dr.dr. Supriyantoro juga memaparkan IndoHCF mempunyai komitmen tinggi untuk membantu pemerintah dalam berbagai masalah kesehatan. Indonesia Healthycare Forum sebagai wadah berbagai stakeholder kesehatan mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjadi mitra aktif dari pemerintah, mendukung program-program dari pemerintah dan tentunya berkolaborasi dengan berbagai pihak dengan berbagai kegiatannya.
"Ini juga ada dari Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI). Komunitas ini berisi para relawan. Komunitas ini juga berbasis masyarakat dan IT yang tujuannya adalah bagaimana memberikan pendidikan kepada masyarakat agar mempunyai kemampuan emergensi dan sekaligus menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam garda terdepan jika terjadi sesuatu bencana atau kecelakaan," ungkap Dr.dr. Supriyantoro.
Dalam talkshow ini hadir sebagai narasumber adalah para pakar yang terdiri dari berbagai instansi anatara lain: Prof. Dr. Abdul Kadir, PhD, Sp.THT-KL (K), Prof. DR.Dr. Iris Rengganis, Sp. PD-KAI (Direktur Jenderal YANKES Kementerian Kesehatan RI), DR.Dr. Sukamto Koesnoe, Sp. PD-KAI ( Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Allergy and Clinical Immunology Consultant FKUI-RSCM dan Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid ( Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2P). Serta bertindang sebagai moderator adalah Prof. DR. Drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes.
Prof.Dr. Abdul Kadir, PhD, Sp. THT-KL (K) juga menambahkan bahwa kategori lansia yang terjangkit virus Covid-19 cukup besar dan angka kematian kategori ini juga terbilang tinggi.
"Menurut UU No. 13 Tahun 1998 kriteria lansia itu adalah mereka yang telah berumur 60 tahun keatas. Dan menurut Badan Pusat Statistik bahwa jumlah lanjut usia di Indonesia di tahun 2020 berkisar sekitar 26,82 orang atau sekitar 9,92% dari seluruh populasi. Dan ternyata diantara semua kasus konfirmasi positif Covid-19 ada sekitar 10,7% berasal dari lansia. Dan sangat disayangkan ternyata bila saudara-saudara atau orang tua kita yang lansia terinfeksi Covid-19 maka ternyata angka kematiannya sangat tinggi. Itu mencapai 47,3%. Oleh karena itulah mengapa pemerintah memberikan prioritas vaksinasi lebih awal kepada para lansia karena lansia ini termasuk orang yang mempunyai banyak komorbid. Dengan demikian, pada saat terinfeksi virus Covid-19, maka dia dapat menjadi kategori sedang sampai kritis sekaligus berat dan memungkinkan terjadinya kematian," papar Prof. Dr. Abdul Kadir.
Acara talkshow yang diikuti oleh lebih dari 1500 peserta ini dibuka oleh Ketua Umum KOWANI, Ibu DR. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd dan ditutup oleh Ibu Ratna Djoko Suyanto ( Ketua Umum PERIP).
Diharapkan acara ini dapat mengedukasi masyarakat tentang vaksin Covid-19 terutama bagi lansia dan membantu pemerintah dalam mensosialisasikan bagaimana mendapatkan vaksin tersebut. Serta, tercipta kolaborasi dan sinergi antar stakeholders dalam mempercepat penanganan Covid-19.