Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBNUNEWS.COM - Selama masa pandemi, kegiatan Posyandu sempat seperti mengalami mati suri. Kegiatan penimbangan rutin bagi bayi dan balita sempat terhenti, sehingga otomatis pemantauan pertumbuhan menjadi terjeda.
Padahal, meski penimbangan bayi dan balita memang terlihat seperti hal sederhana, namun sesungguhnya merupakan kegiatan esensial untuk mencegah dan mendeteksi secara dini masalah kurang gizi yang dapat memperburuk kondisi kesehatan balita di tengah pandemi.
Penimbangan dan pemantauan rutin berat badan juga dapat berkontribusi pada upaya penurunan stunting. Seperti yang kita tahu, pemerintah Indonesia memiliki cita-cita untuk menurunkan stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
Melihat dari kondisi tersebut, tim pengabdian masyarakat Ikatan Alumni (ILUNI) Gizi yang diketuai Melinda Mastan, bersama Dr Asih Setiarini, Dr Diah M Utari, dan Wahyu Kurnia Yusrin Putra, selaku tim Departemen Gizi Kesmas Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI menggagas program “New Normal Posyandu”.
Baca juga: 85 Persen Layanan Posyandu Turun di Masa Pandemi, IDI Sebut Kesehatan 25 Juta Balita Terancam
Program “New Normal Posyandu” mengambil lokasi di wilayah Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.
"Kegiatan ini berangkat dari ide sederhana, walaupun pandemi dan tidak bisa berkerumun/berkumpul, bayi dan balita tetap bisa dipantau berat badannya dan hasil pemantauan tersebut tercatat dalam laporan rutin puskesmas," kata Melinda Mastan dalam keterangan, Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Hanya 19,2 Persen Puskesmas yang Buka Layanan Posyandu Selama Pandemi Covdi-19, Ini Imbauan IDI
Program “New Normal Posyandu” mencoba menawarkan konsep desentralisasi penimbangan.
Posyandu yang biasanya memegang lebih dari 80 balita akan dibagi menjadi beberapa titik desentralisasi, berupa pos penimbangan balita di setiap rukun tetangga (RT).
Baca juga: Pencegahan Stunting, Pastikan Calon Ibu Siap Hadapi 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Pembagian menjadi beberapa pos penimbangan dilakukan dengan beberapa pertimbangan antaralain mendekatkan akses dan kerterjangkauan, mengurangi kemungkinan munculnya kerumunan, dan mendekatkan interaksi antara kader dan orang tua/pengasuh agar orang tua lebih memahami pentingnya penimbangan rutin bagi bayi dan balita.
Saat pelaksanaanya, orang tua/pengasuh balita didorong untuk melakukan pemantauan pertumbuhan secara mandiri dengan didampingi oleh kader.
Pendampingan kader tetap diperlukan untuk membantu mencatat/ploting hasil penimbangan di KMS, menginterpretasikan hasil penimbangan, danmenyampaikan pesan-pesan gizi dan kesehatan.
Pada Senin (8/3/2021) lalu, Tim pengmas ILUNI FKM UI melaksanakan sosialisasi program yang sekaligus menjadi acara pembukaan dari serangkaian kegiatan yang akan dilakukan pada program New Normal Posyandu selama 1 tahun.
Acara dihadiri Musrini sebagai perwakilan dari Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok, Nana Sumarsana, selaku Sekretaris Camat Sukmajaya, Wiyana, selaku Lurah Cisalak, beserta jajaran Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kelurahan Cisalak, dan target utama, yaitu para kader dari dua Posyandu sasaran program, Posyandu Mustika dan Posyandu Bougenville.
Kegiatan sosialisasi ditutup dengan penyaluran bantuan produktif berupa timbangan digital, thermo gun, hand sanitizer, masker dan lain-lain.
Bantuan diberikan kepada tujuh RT di wilayah kerja Posyandu Mustika dan Bougenville, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Program New Normal Posyandu tim pengmas ILUNI Gizi FKM UI juga disambut baik oleh tim “Bantu Keluarga”, sebuah komunitas sosial yang menjadi mitra dalam kegiatan sosialisasi dan memberikan bantuan snack bergizi untuk balita.