News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Raditya Oloan Meninggal

Sembuh dari Covid-19, Raditya Oloan Alami Badai Sitokin Sebelum Meninggal, Apa Pemicunya?

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sembuh dari Covid-19, Raditya Oloan Alami Badai Sitokin Sebelum Meninggal, Apa Pemicunya?

TRIBUNNEWS.COM - Raditya Oloan, suami aktris Joanna Alexandra meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021). Ia sempat dirawat karena covid-19 lalu dinyatakan sembuh.

Raditya Oloan bersama dengan Joanna Alexandra sempat terpapar covid-19. Namun, keduanya sudah dinyatakan sembuh dan Joanna sudah kembali ke rumah.

Tapi, Raditya masih berada di rumah sakit guna mendapatkan perawatan intensif pasca sembuh dari covid-19.

Kabarnya, paru-parunya sudah rusak karena virus berbahaya itu.

Baca juga: Ikut Berduka, Shandy Aulia Sebut Raditya Oloan Banyak Memberi Pengalaman Hidup Berarti

Baca juga: Sempat Disebut Dirawat karena Covid-19, Ini Penyakit yang Renggut Nyawa Raditya Oloan

Mengenai kabar Raditya yang meninggal saat masih dalam perawatan intensif, AugieĀ  Fantinus pun membenarkan, bahkan kondisi suami Joanna sebelum meninggal sedang kritis.

"Memang betul kritis. Kondisinya sudah kritis dari kemarin ya sebenarnya sampai tadi, makanya Joanna minta didoakan," jelasnya.

Raditya Oloan dan Joanna Alexandra (Instagram @joannaalexandra)

Augie Fantinus pun mengungkapkan bahwa Raditya, suami Joanna sempat terpapar covid-19. Namun, ketika meninggal dunia kondisinya sudah sembuh dan sedang pemulihan.

"Betul sudah negatif covid. Tapi detilnya saya kurang paham nanti biar keluarga aja yang menyampaikan," ujar Augie Fantinus.

Baca juga: Sosok Raditya Oloan Dimata Sahabat, Menginspirasi Banyak Orang

Baca juga: Raditya Oloan Meninggal Dunia, Anak Keduanya Tulis Pesan Menyentuh di Instagram

Joanna Alexandra dalam unggahan instagramnya Rabu (5/5/2021) mengatakan sebelum meninggal dunia, Raditya Oloan diketahui mengalami kondisi badai sitokin (cytokine strom).

"Dia mengalami badai sitokin yang menyebabkan hiper-inflamasi di seluruh tubuhnya," tulis Joanna,

Kondisi badai sitokin diketahui terjadi usai Raditya Oloan dinyatakan negatif Covid-19. Lantas, apa itu badai sitokin?

Baca juga: Sebelum Meninggal, Suami Joanna Alexandra Alami Kritis dan Negatif Covid-19

Mengenal badai sitokin
Badai Sitokin dikenal juga dengan istilah Sindrom Sitokin Rilis (CRS) atau Sindrom Badai Sitokin (CSS) adalah terjadinya Sindrom Respons Inflamasi Sistemik (SIRS) yang dapat dipicu oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah infeksi oleh virus.

Secara singkat badai sitokin adalah rangkaian respons imun yang berlebihan yang dapat menyebabkan masalah serius.

Dikutip dari Very Well Health, sistem kekebalan mengandung banyak komponen berbeda yang membantu tubuh melawan infeksi termasuk sitokin.

Raditya Oloan dan Joanna Alexandra. Berikut profil Raditya Oloan, suami Joanna Alexandra, yang meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021). (Instagram @joannaalexandra)

Sitokin adalah protein sistem kekebalan tubuh yang mengatur interaksi antar sel dan memicu reaktifitas imun, baik pada imunitas bawaan maupun adaptif.

Dalam keadaan normal, sitokin ini membantu mengoordinasikan respons sistem kekebalan untuk menangani zat yang dapat menyebabkan infeksi, seperti virus atau bakteri.

Sitokin normalnya hanya berfungsi sebentar dan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi. Masalahnya adalah terkadang respons peradangan tubuh tidak terkendali dan menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Saat terjadi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

Pada kasus infeksi Covid-19, peningkatan beberapa sitokin inflamasi tampaknya terlibat dalam perkembangan sindrom gangguan pernapasan akut, penyebab utama kematian pada orang yang menderita penyakit Covid-19.

Gejala badai sitokin
Badai sitokin dapat menyebabkan banyak gejala berbeda. Terkadang hanya gejala ringan seperti flu. Di lain waktu, gejala badai sitokin bisa parah dan mengancam jiwa.

Berikut beberapa gejala badai sitokin:

Demam dan menggigil
Kelelahan
Pembengkakan
Mual dan muntah
Nyeri otot dan persendian
Sakit kepala
Ruam
Batuk
Sesak napas
Nafas cepat
Kejang
Kesulitan mengoordinasikan gerakan
Kebingungan dan halusinasi
Kelesuan dan daya tanggap yang buruk
Tekanan darah yang sangat rendah dan peningkatan pembekuan darah juga bisa menjadi gejala badai sitokin yang parah lantaran jantung mungkin tidak memompa darah sebaik biasanya.

Akibatnya, badai sitokin dapat memengaruhi banyak sistem organ, berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

(Tribunnews.com/Alivio/Wartakota/Arie Puji/KONTAN.CO.ID)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini