Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Para dokter di India mulai memperingatkan tentang peningkatan angka pasien penderita infeksi jamur hitam atau Mucormycosis pada awal Mei 2021 lalu.
Ini merupakan jenis infeksi langka yang berisiko 'mematikan' bagi penderitanya.
Banyak diantara mereka yang terinfeksi jamur ini merupakan pasien virus corona (Covid-19) atau yang baru saja pulih dari virus tersebut.
Hal itu karena sistem kekebalan tubuh mereka terganggu oleh adanya SARS-CoV-2.
Baca juga: Setelah Jamur Hitam, Bengaluru India Siap-siap Hadapi Gelombang Infeksi Jamur Putih
Baca juga: Cegah Risiko Impor Covid-19, Kanada Perpanjang Larangan Penerbangan dari India
Selain itu, mereka yang memiliki kondisi penyakit penyerta (komorbid) terutama diabetes turut berpotensi mengalami infeksi jamur hitam, karena penyakit ini turut menyerang mereka yang memiliki kadar gula darah yang tinggi.
Dikutip dari laman CNN, Senin (24/5/2021), dalam beberapa pekan terakhir, ribuan kasus jamur hitam telah dilaporkan terjadi di seluruh India, dengan ratusan orang dirawat di rumah sakit dan setidaknya 90 orang meninggal.
Dua negara bagian pun telah menyatakan penyakit ini sebagai epidemi.
Sementara pemerintah pusat telah menetapkannya sebagai penyakit yang harus dilaporkan dan diusut.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi di India, Kini Muncul Infeksi Jamur Putih, Lebih Bahaya dari Jamur Hitam
Lalu gejala apa yang muncul pada mereka yang terinfeksi jamur hitam ?
Jamur hitam disebabkan oleh jamur yang terdapat di lingkungan lembab seperti tanah atau kompos, dan dapat menyerang saluran pernafasan.
Namun jamur ini tidak menular dan tidak menyebar dari orang ke orang.
Perlu diketahui, beberapa jenis jamur dapat menyebabkan penyakit tersebut.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), jamur hitam ini memang tidak berbahaya bagi sebagian besar orang, namun dapat menyebabkan infeksi serius bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jamur hitam biasanya menyerang sinus atau paru-paru setelah seseorang menghirup spora jamur yang tersebar di udara.
Selain itu juga dapat menyerang kulit setelah terjadi cedera pada permukaan kulit seperti luka maupun luka bakar.
Gejala yang muncul pun tergantung pada bagian tubuh mana jamur itu tumbuh, namun gejala seperti pembengkakan pada wajah, demam, bisul kulit, dan lesi hitam di mulut pun umum terjadi.
Seperti yang disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) India dalam sebuah pernyataan pada 14 Mei lalu.
"Penyakit ini mulai bermanifestasi sebagai infeksi kulit pada kantong udara yang terletak di belakang dahi, hidung, tulang pipi, dan diantara mata serta gigi. Kemudian menyebar ke mata, paru-paru dan bahkan dapat menyebar ke otak, hal itu menyebabkan hidung menghitam atau berubah warna, penglihatan kabur, nyeri dada, kesulitan bernafas dan batuk darah," kata Kemenkes India.
Sementara itu, Dokter Konsultan dan Spesialis Kardiometabolik di Breach Candy Hospital Mumbai, Dr. Hemant Thacker mengatakan bahwa salah satu cara masuknya Mucormycosis ke dalam tubuh adalah dengan menyerang pembuluh darah.
"Ini mengganggu sirkulasi ke organ distal, dengan demikian menghasilkan apa yang disebut nekrosis atau kematian jaringan, yang kemudian menjadi hitam. Jadi kemudian diberi nama jamur hitam," kata Dr Thacker.
Dalam kasus yang paling parah, infeksi ini melewati pembuluh darah ke otak.
"Ini berpotensi menyebabkan hilangnya penglihatan atau menciptakan 'lubang menganga' pada wajah'. Jika tidak dikendalikan, tidak diobati, penyakit ini dapat memiliki (tingkat) kematian dari 20 persen hingga 50 persen," tegas Dr Thacker.
Menurut CDC AS, sebuah studi yang dilakukan pada 2005 terhadap 929 kasus yang terjadi sejak tahun 1885 silam menemukan bahwa tingkat kematian keseluruhan sebesar 54 persen.
Tingkat kematian juga tergantung pada jenis jamur yang terkait dan bagian tubuh mana yang diserang.
Misalnya, penyakit ini tidak begitu mematikan bagi penderita infeksi sinus, namun lebih mematikan bagi penderita infeksi paru-paru.