Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Peningkatan pesat kasus infeksi jamur hitam (Mucormycosis) telah menambah tantangan yang dihadapi oleh sistem perawatan kesehatan di India, padahal negara itu sedang kewalahan menangani gelombang kedua infeksi virus corona (Covid-19).
Apa itu Mucormycosis?
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (25/5/2021), Mucormycosis adalah infeksi jamur yang menyebabkan hidung menghitam atau berubah warna, penglihatan kabur, nyeri dada, kesulitan bernafas hingga batuk darah.
Penyakit ini disebabkan oleh paparan jamur Mucormycetes yang umumnya ditemukan di tanah, udara, bahkan di hidung dan lendir manusia.
Infeksi jamur ini menyebar melalui saluran pernafasan dan mengikis struktur wajah.
Baca juga: Berkembang Biak di Iklim Tropis Jadi Sebab Infeksi Jamur Hitam Banyak Ditemukan di India
Baca juga: Cegah Covid-19, ABK Kapal Barang dan Kargo dari India Akan Diisolasi 14 Hari di Atas Kapal
Terkadang, dokter harus mengangkat mata yang terinfeksi melalui tindakan pembedahan untuk menghentikan infeksi ini agar tidak mencapai otak.
Penyakit ini memiliki kaitan erat dengan diabetes dan kondisi yang terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Para ahli mengatakan bahwa penggunaan obat secara berlebihan yang menekan sistem kekebalan tubuh selama pandemi virus corona (Covid-19) dapat menyebabkan lonjakan kasus infeksi tersebut.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa Mucormycosis memiliki angka kematian sebesar 54 persen, tergantung pada kondisi pasien dan bagian tubuh mana yang terkena.
Pada hari Sabtu lalu, Menteri Bahan Kimia dan Pupuk Federal India, Sadananda Gowda mengatakan bahwa hampir 9.000 kasus ini telah dilaporkan terjadi di India dalam beberapa pekan terakhir.
Sebagian besar ditemukan pada orang yang terinfeksi Covid-19 atau sedang dalam masa pemulihan dari penyakit tersebut.
Padahal sebelum muncul pandemi Covid-19, negara itu mencatat kurang dari 20 kasus ini dalam setahun.
Infeksi jamur hitam pun telah menyebabkan banyak rumah sakit di India kekurangan Amphotericin B, obat yang biasa digunakan untuk mengobati pasien dengan kondisi tersebut.
Gowda memang tidak menyebutkan jumlah kematian akibat kasus infeksi ini, namun media lokal menyebut ada lebih dari 250 orang meninggal karena infeksi jamur hitam.