Laporan wartawan Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan SpP menuturkan, medical check up sebelum vaksinasi tidak diperlukan, terkecuali sasaran memiliki komorbid tertentu.
Ia menegaskan, jika pun memiliki komorbid dan ragu, calon penerima vaksin harus terlebih dahulu konsultasi dengan dokter.
"Medical check up kan keseluruhan ya, menurut saya berlebihan. Kalau Anda merasa punya penyakit tertentu, ITAGI dan Kemenkes juga sudah punya rambu-rambunya, dan ini menurut usia dan kalau ada komorbid, apakah komorbid ini terkontrol atau tidak, stabil atau tidak, biasanya pasiennya tahu," ujar Erlina beberapa waktu lalu.
Baca juga: Targetkan 1 Juta Suntikan Per Hari, Alur Vaksinasi Covid-19 Terbaru Gunakan Dua Meja
Baca juga: Muncul 41 Kasus Baru Covid-19 di Singapura, Termasuk 1 Kematian dengan Komorbid Kanker Paru
"Kalau kita ragu misalnya katakanlah seseorang punya sakit jantung, lalu ragu divaksin. Maka lebih baik konsultasi kepada dokternya demi mendapatkan apakah kondisi jantungnya bermasalah atau enggak," jelasnya.
Ia mengatakan, setiap orang yang akan menerima vaksin harus memahami betul kondisi tubuhnya.
Baca juga: Hipertensi Jadi Komorbid Tertinggi Covid-19 Secara Global Maupun Nasional
Dalam proses medical check up menurut Erlina dibutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit.
"Jadi bukan medical check up, tapi ke arah kondisi yang dialami setiap pasien. kalau general check up kan periksa seluruhnya dan itu juga pemerintah enggak mampu (periksa semuanya). Tetapi kalau kita sebagai individu merasa ada yang perlu diperitmbangkan penyakit yang dialami, sebaiknya diperiksakan hal itu," ungkap dokter RSUP Persahabatan ini.