"Yang resisten tentunya bukan kita, tapi bakterinya. Jadi, bakteri yang terlalu sering dapat Azitromisin, malah membuat bakteri itu resisten. Kalau mereka resisten, maka sulit diatasi," tutur guru besar FKUI ini.
Ia pun menyarankan, masyarakat tanpa indikasi untuk menghentikan penggunaan obat Azitromisin.
"Jika sudah terlanjur memakai Azitromisin? Ya setop. Karena tidak dibenarkan. Meski saya tahu niatnya baik untuk menyembuhkan, tapi harus dipahami bahwa Azitromisin bukan obat Covid-19," ungkap Prof.Zubairi.
Tetap Boleh Digunakan dengan Izin Dokter
Zubairi mengingatkan, tidak 100 persen pasien Covid-19 itu sebenarnya boleh isoman.
Salah satu syarat pasien yang boleh isoman adalah pasien yang rontgen parunya normal dan saturasi oksigennya tidak drop.
Namun, pasien Covid-19 bisa sembuh tanpa obat.
Misalnya tidak ada gejala berat seperti sesak napas, panas tinggi, batuk terus menerus, dan pneumonia.
"Lalu, pada kondisi apa pasien Covid-19 harus memakai obat antibiotik? Penentuannya ada pada dokter. Kalau memang terbukti ada infeksi bakteri di tubuh pasien, ya memang harus memakai antibiotik," kata dia.