TRIBUN-VIDEO.COM - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan kasus positif COVID-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 22.053 kasus pada Kamis (19/8/2021).
Angka tambahan itu lebih meningkat dibanding hari sebelumnya Rabu (18/8/2021) yang berjumlah 15.768 pasien.
Maka, apabila ditotal, sampai saat ini sudah ada 3.930.300 kasus Covid-19 di Indonesia.
Masker dobel disarankan
Terkait loncakan kasus Covid-19 yang diduga ada hubungannya dengan penyebaran varian baru Virus Corona, dr. Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 menyampaikan bahwa penggunaan masker double sangat baik untuk upaya melawan COVID-19.
Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, seruan pemakaian masker dikenal dengan ‘Universal Masking’.
Maknanya, semua orang wajib memakai masker.
Universal Masking dianjurkan karena terbukti dapat memperlambat penyebaran COVID-19.
Kini masyarakat dianjurkan memulai kebiasaan memakai dua atau pakai masker ganda (double masking).
Pemakaian masker dobel ini artinya memadukan masker bedah dilapisi dengan masker kain.
“Gunanya? Filtrasi atau daya saring masker akan semakin tinggi. Penelitian Dr. Emily Sickbert Bennet dkk, membuktikan filterasi masker dobel naik diatas 80 persen,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Dokter Reisa Broto Asmoro.
Sementara itu, produsen popok merek Pokana, PT Tata Global Sentosa Tasen telah merambah bisnis masker medis di saat pandemi covid-19.
Perseroan berusaha mengejar target menjadi runner up pangsa pasar masker medis nasional.
Ananta, Direktur Utama PT Tata Global Sentosa Tasen menceritakan bahwa motivasi memproduksi masker awalnya berasal dari gerakan Pokana Peduli yang prihatin terhadap kondisi pandemi di Indonesia.
"Masker medis yang benar punya bahan baku berupa meltblown dengan tingkat Bacterial Filtration Efficiency (bfe) di atas 99.9%," sebut Ananta.
Ananta juga mengungkapkan bahwa pihaknya kini telah berinvestasi dengan membangun fasilitas produksi masker di Bandung, dekat pabrik popok milik perusahaan.
Pabrik yang berlokasi di Bandung tersebut memiliki kapasitas produksinya mencapai 50 juta potong masker per bulan yang dijalankan oleh 15 lini produksi dan beroperasi sejak bulan April 2020 ini.
Menurut Ananta, produksi masker memiliki kesamaan dengan produksi popok sekitar 99.9%.
Bahan baku masker perseroan sebisa mungkin menggunakan barang lokal, Ananta bilang, rata-rata 75% kandungannya dari bahan lokal. Seperti meltblown yang merupakan serat non woven dari polypropylene sebisa mungkin diperoleh dari lokal.
Ananta mengatakan perseroan sudah berusaha menekan harga, namun biaya produksi memang mengalami kenaikan saat pandemi.
"Harga bahan baku meltblown mengalami kenaikan luar biasa, saat periode normal hanya US$ 2 per kilogram, namun di masa tertingginya bisa US$ 150 per kilogram," katanya.
Diharapkan masyarakat lebih aware terhadap masker yang digunakan, dan pemerintah dapat menganjurkan penggunaan masker yang benar dan tepat.
Ananta menambahkan, saat ini pihaknya masih berupaya memenuhi produksi dalam negeri dan tengah berupaya menggenjot produksi agar dapat mengurangi beban biaya, sehingga bisa lebih efisien.(*)