Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anosmia menjadi gejala yang khas muncul saat terinfeksi Covid-19. Anosmia merupakan hilangnya indera penciuman dan perasa seseorang.
Gejala ini sebenarnya dapat diatasi dengan rutin melakukan terapi.
Salah satunya yaitu Olfactory Training (OT) atau pelatihan olfaktorius.
Salah satu cara yang dilakukan adalah menggunakan sesi pelatihan dua kali sehari.
Melibatkan empat aroma yang dipilih secara khusus dari empat bahan kimia yang berbeda.
Baca juga: 11 Ribu Lebih Anak Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19, Sekjen Gerindra Minta Pemerintah Beri Perhatian
Namun kapan waktu yang dianjurkan untuk melakukan terapi Anosmia? dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia mengungkapkan jika terapi dilakukan lebih cepat lebih baik.
"Justru pada saat mulai merasa anosmia lakukan cepat, maka rangsangan akan dirasa lebih cepat sehingga indra penghidunya kembali lebih cepat jadi gak perlu tunggu hasil tes negatif dulu," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, dikutip Sabtu (28/8/2021).
Menurut pemaparan dr Santi, semua terapi yang dilakukan tidak berbahaya.
Bahkan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan usaha lebih yang membuat lelah.
"Takutnya orang yang terkena Covid-19 seringkali gampang lelah, sesak nafas, itu gak butuh banyak usaha, tinggal duduk manis menghirup bebauan, membayangkan, istirahat, diulang lalu beranjak ke bau berikutnya," terangnya lagi.
Oleh karena itu, dr Santi menyarankan melakukan terapi ketika penciuman mulai terasa kacau.