Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Saat terkena Covid-19, nyatanya tidak hanya organ pernapasan saja yang mengalami gangguan. Virus SARS-CoV-2 ini pun bisa menyerang syaraf dan otak.
Pada medis, gangguan ini disebut Post Covid-19 Neurologis Syndrome (PCNS). Gejala ini, biasanya dirasakan saat awal terinfeksi Covid-19 hingga dinyatakan sembuh.
Biasanya ditandai dengan gejala nyeri kepala, vertigo, gangguan perasa, kesemutan, anosmia.
Sedangkan gangguan dari segi kognitif adalah sulit untuk memahami pekerjaan. Hingga gangguan konsentrasi yang menghambat diri untuk beraktifitas.
Baca juga: Pasca Jalani Operasi Besar, Ari Lasso Akhirnya Diperbolehkan Pulang dari Rumah Sakit
Lantas kapan seseorang harus waspada dengan nyeri kepala dan pergi ke dokter? Menurut dokter spesialis syaraf dr Sheila Agustini Sp S ada beberapa tanda bahaya dari gejala nyeri kepala ini.
Pertama terdapat perubahan pola nyeri kepala pada pasien. Misalnya, pasien kerap merasakan kepala serasa kesemutan dan ditusuk-tusuk. Namun kali ini sakit kepalanya seperti berdentum.
Kedua, nyeri sakit kepala yang dialami progresif. Biasanya sembuh ketika minum obat sakit kepala, namun sekarang malah tidak ada perubahan setelah konsumsi obat.
Baca juga: Mudahkan Akses Pelayanan Peserta JKN-KIS, BPJS Kesehatan Perluas Jaringan FKTP
"Ada suatu progresifitas, semakin intens. Segera ke dokter syaraf.Atau pertama kali dalam hidupnya tapi kaya berdentum. Itu takutnya ada sesuatu. Segera periksakan ke neurologi," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, Rabu (1/9/2021).
Ketiga, nyeri kepala dibarengi dengan pandangan yang nampak berbayang dan benda yang dilihat terlihat ganda. Hal ini cukup berbahaya dan dikhawatirkan ada pemicu lain.
"Dan andai kata merasa terganggu. Bahkan nyeri kepala menyebabkan dalam sebulan tidak masuk kerja dalam tiga hari, sebaiknya segera konsultasikan juga ke dokter," pungkasnya.