Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker prostat merupakan penyakit kanker kedua tertinggi yang dialami kaum laki-laki di dunia.
Hal tersebut merujuk pada data World Cancer Research Fund tahun 2018.
Untuk itu, penting bagi masyarakat, khususnya laki-laki untuk meningkatkan kepedulian mereka terhadap kesehatan prostat.
Kepedulian ini bisa dilakukan melalui deteksi dini.
Terkait pentingnya edukasi mengenai kanker prostat ini, Prostate Cancer Awareness Month dari FKUI-RSCM-RSUI dan PT Astellas pun menginisiasi gerakan #kenaliprostatmu agar bisa membuat pria lebih memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan prostat mereka.
Menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada 2020, para penderita kanker prostat umumnya datang dalam kondisi stadium lanjut.
Baca juga: Sulit Dideteksi Dini, Kenali Jenis Kanker Paru dan Gejala yang Menyertainya
Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, Dr dr Irfan Wahyudi SpU (K) mengatakan mayoritas pasien yang mendatangi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) seperti rumah sakit, didiagnosis telah memasuki stadium lanjut.
Ini karena belum optimalnya sistem deteksi dini terkait kasus kanker prostat di Indonesia.
"Salah satu tahapan penting dalam memulai tata laksana kanker prostat adalah deteksi dini dan ini harus dilakukan sesegera mungkin," ujar Dr Irfan, dalam virtual media briefing bertajuk 'Kenali Prostatmu: Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Prostat Pada Orang Dewasa', Senin (6/9/2021).
Padahal deteksi dini penyakit ini sangat diperlukan agar semakin tinggi harapan hidup pada pasien.
Baca juga: Penyintas Kanker Paru di Indonesia Hadapi Dilema di Masa Pandemi
"Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Angka ini akan menurun sampai menjadi 50 persen apabila ditemukan pada stadium lanjut," kata Dr Irfan.
Sementara itu, di Indonesia, saat ini terdapat cukup banyak angka kejadian kasus kanker prostat baru yang justru ditemukan dalam stadium lanjut.
"Karena itu, perlu dilakukan upaya program deteksi dini yang lebih baik dan efisien," ujar Dr Irfan.
Dr Irfan kembali menekankan ada beberapa publikasi yang menunjukkan mayoritas pasien yang terdiagnosa penyakit itu berada pada rentang usia 60 hingga 79 tahun serta telah memasuki stadium lanjut.
"Tercatat, menurut beberapa publikasi terakhir menunjukkan kebanyakan pasien datang pada saat stadium 4, kebanyakan dari mereka datang atau terdiagnosa pada usia 60 sampai 79 tahun," pungkas Dr Irfan.