Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembatasan mobilitas dan kekhawatiran akan penularan virus corona menimbulkan berkurangnya jumlah pendonor darah
baik secara nasional maupun global jumlah pendonor darah berkurang.
Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) menurun sementara permintaan tetap tinggi.
Di tengah pandemi, darah tetap dibutuhkan untuk berbagai terapi penyakit. Selain untuk pasien yang membutuhkan darah secara rutin, hingga untuk perawatan yang tidak rutin seperti penyakit demam berdarah, kecelakaan, atau ibu melahirkan.
Data yang dihimpun PMI menunjukkan bila sebelumnya ketersediaan darah bisa untuk 4 hari namun sekarang hanya cukup untuk 2 hari.
Baca juga: Kemenlu RI Launching Pameran Rekam Jejak Diplomasi Perlindungan WNI Selama Pandemi Covid-19
Kepada Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat, Linda Lukitari mengungkapkan, situasi donor darah sebelum dan setelah pandemi memang sangat berbeda.
Penyebab yang pertama adalah akses ke unit donor darah. Selain pendonor tidak lagi mendatangi unit donor darah, banyak perkantoran menjalankan Work From Home (bekerja dari rumah) dan kegiatan di fasilitas publik tidak berjalan seperti biasa, sehingga lokasi donor darah pun berkurang.
Mobil donor darah juga tidak dapat beroperasi seperti sebelum masa pandemi.
“Tahun 2021, hingga September ini stok darah memang belum bisa dibilang cukup, terutama di beberapa daerah dan golongan darah tertentu. Namun sudah cukup membaik, jika dibandingkan dengan situasi pada awal pandemi di 2021. Pada saat itu, terjadi penurunan sampai sekitar 60%,” tutur Linda Dalam Dialog Virtual Kabar Kamis Siang FMB 9, Kamis (16/9/2021).
Guna mengatasi hal tersebut, PMI selalu memastikan penerapan protokol kesehatan ketat di lokasi pengambilan donor darah oleh para petugas, yang semua sudah divaksin.
Calon pendonor juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan. Protokol kesehatan di PMI terkait pelaksanaan donasi darah di masa pandemi COVID dimulai dari pemeriksa19, yakni an suhu sebelum berdonasi, wawancara terkait kemungkinan tertular COVID 19, pemeriksaan fisik sederhana, hingga disinfektan berkala.
"Unit donor darah kami juga sekarang buka 24 jam,” tambah Linda.
Terkait permintaan plasma konvalesen yang tinggi selama pandemi, Linda menyatakan bahwa PMI tidak melayani permintaan secara individu.
Permintaan tersebut harus dilakukan melalui rumah sakit.
Menurutnya, ketersediaan donor plasma konvalesen lebih berkendala, karena tidak setiap penyintas dapat menjadi donor.
“Dari 100 orang, paling hanya 20 orang yang bisa lolos menjadi pendonor,” ujarnya.
Dalam memenuhi ketersediaan darah maupun plasma konvalesen, PMI berkolaborasi dengan beberapa mitra yang membantu menggalang pendonor, salah satunya Redblood.
Redblood adalah aplikasi untuk mempermudah para pendonor darah.
Selain memberikan informasi jadwal donor darah, di dalam aplikasi ini juga terdapat fitur edukasi.
Seperti meyakinkan masyarakat akan pentingnya melakukan donor darah.
Donor darah tidak hanya bermanfaat orang lain yang membutuhkan, melainkan juga untuk kesehatan pendonor.