Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stroke terjadi karena pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Tanpa adanya aliran darah, maka otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, sel-sel pada area otak yang terdampak bisa mati.
Area otak yang rusak, dapat menyebabkan bagian tubuh tidak dapat berfungsi secara baik. Di sisi lain, stroke dapat menyebabkan gangguan menelan.
Hal ini diungkapkan oleh terapis wicara Mutiara Sari S Tr Kes. Hal ini terjadi karena terjadi akibat aliran darah yang terganggu pada batang otak.
Baca juga: Langkah Dini Kenali Gejala Stroke dengan Metode FAST
"Pada batang otak, sebenarnya tempat syaraf berkumpul untuk menelan. Kalau seandainya stroke kena di batang otak, gangguan menelan akan parah. Karena syaraf di batang otak tidak mensyarati untuk gerakan menelan," ungkapnya pada kanal YouTube Halo Awal Bros, dikutip Rabu (22/9/2021).
Menurut pemaparan Mutiara, jika terjadi gangguan menelan, maka akan terjadi dampak yang sangat bahaya. Salah satunya yaitu terjadi aspirasi.
Aspirasi merupakan kondisi masuknya makanan ke jalur napas. Pada dasarnya, setiap orang mempunyai dua katup pada tenggorokan. Katup satu berfungsi untuk makan dan katup kedua untuk jalur nafas.
"Kalau ada gangguan menelan makanan bisa bisa masuk ke jalur napas. Pasien stroke tersedak, batuk bisa juga membuat radang paru-paru (pneumonia). Bisa berujung mortalitas karena terhambat jalur nafas," katanya lagi.
Namun mutiara menambahkan jika ada banyak kasus pasien stroke tidak mengalami batuk saat aspirasi. Hal ini perlu dicurigai, kemungkinan ada silent aspirasi.
Di sisi lain, bahaya dari gangguan menelan adalah mal nutrisi atau kekurangan gizi.
Hal ini dikarenakan tubuh tidak dapat asupan makanan karena gangguan menelan. Bisa pula menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan.
Baca juga: Sembuh dari Stroke dan Aneurisma, Aktor Dallas Pratama Seperti Terlahir Kembali
Untuk pengobatan gangguan menelan, Mutiara menyebut jika biasanya melakukan pemeriksaan dulu. Pasien stroke akan berkonsultasi ke dokter syaraf.
Kalau sudah dari dokter syaraf, maka biasanya akan disarankan untuk pemeriksaan lain melibatkan dokter rehabilitas. Dan dari sana mengajukan terapis bicara.