News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua YJI Sebut Edukasi Kesehatan Jantung Belum Maksimal

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jantung sehat.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit jantung kerap disandingkan dengan mereka yang telah berusia lanjut.

Padahal, penyakit yang menjadi pembunuh nomor satu ini dapat menyerang seseorang dalam umur berapa pun. 

Hal in diungkapkan oleh Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Esti Nurjadin. Banyak pula yang meninggal akibat penyakit jantung pada usia produktif.

Tingginya penyakit jantung di Indonesia diakibatkan budaya hidup yang kurang sehat.

Di sisi lain, kemudahan hidup yang mengubah lifestyle turut memengaruhi peningkatan pasien penyakit jantung.

Baca juga: Gejalanya yang Mirip, Ini Perbedaan Serangan Rasa Panik Berlebihan dan Serangan Jantung

Baca juga: 7 Manfaat Daun Salam untuk Kesehatan: Dapat Meningkatkan Kesehatan Jantung

"Seperti memesan makanan online, keseharian lebih banyak di rumah, main game online. Apalagi situasi pandemi yang banyak di rumah sehingga stres meningkat, konsumsi rokok meningkat," ungkapnya pada konferensi pers secara virtual, Senin (28/9/2021).

Di sisi lain, polusi yang tinggi juga dapat menyebabkan penyakit jantung.

Oleh karena itu, perlu pencegahan agar penyakit jantung dapat dicegah. Salah satunya menerapkan hidup sehat dalam keseharian. 

Namun, edukasi dan ajakan yang dilakukan pemerintah beserta tenaga kesehatan dinilai masih belum efektif. 

Baca juga: 8 Manfaat Buah Semangka untuk Kesehatan: Dapat Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Dibutuhkan pendekatan komunitas dengan melibatkan semua pihak. Agar memahami jika pola hidup sehat adalah sebagai investasi hidup sehat. 

"Penyakit jantung di usia produktif menurunkan produktifas dan menurunkan perekonomian negara. Selain itu juga meningkatkan anggaran kesehatan pemerintah," katanya lagi. 

Masyarakat, kata Esti harus memanfaatkan perkembang teknologi untuk memulai hidup sehat.

Misalnya dalam situasi pandemi, ada telemedicine yang bisa berkonsultasi aman tatap muka langsung. 

Kemajuan teknologi dengan mudah memantau tekanan darah, detak jantung dan memantau kegiatan sehari hari saat berolahraga. 

Melalui perangkat pintar melalui pasaran. Kemajuan tekonologi dapat membantu kita. Membantu mentau kesehatan para pasien penyakit jantung," pungkasnya. 

Esti pun berpesan pada masyarakat untuk melakukan lima hal. Yaitu seimbangkan gizi, enyah kan rokok, hadapi stres, awasi tekanan darah dan teratur berolahraga.

Walau sudah divaksin jangan lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini