Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Banyak yang mengira jika rokok elektronik lebih aman ketimbang rokok konvensional.
Pandangan ini dibantah oleh Dr dr Agus Dwi Susanto Sp P (K) FISR FAPSR.
Menurut dia, antara rokok elektronik dengan konvensional tidak jauh berbeda.
Baca juga: Ada Tiga Kesamaan Rokok Elektronik dan Rokok Konvensional, Kesemuanya Picu Gangguan Kesehatan
Keduanya sama-sama mengandung zat berbahaya yang dapat mengancam kesehatan.
"Tidak berbeda dengan rokok konvensional. Mungkin yang berbeda timingnya saja. Tanpa disadari rokok elektronik banyak menimbulkan dampak yang bersifat akut jangka pendek," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (28/9/2021).
Salah satunya karena partikel rokok elektronik yang bersifat halus, ketimbang rokok konvesional. Maka dapat menyebabkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Di sisi lain, komponen dari particular dan nikotin pada rokok elektronik dapat menimbulkan gangguan imunitas. Sehingga menurunkan kekebalan saluran napas dan tubuh.
"Sehingga tidak hanya berdampak risiko gangguan paru-paru, tapi juga bakteri dan virus SARS-CoV-2 atau Covid-19. Riset menunjukkan perokok elektronik dan rokok konvensional, berpotensi menyebabkan infeksi Covid-19 sekitar dua sampai tiga kali lebih tinggi," tegasnya.
Bahkan pada rokok konvesional maupun rokok elektronik dapat menaikkan risiko gejala Covid-19 lebih berat.
Dr Agus pun menyebut banyak data riset di Indonesia yang menunjukkan risiko mortalitas lebih tinggi.