TRIBUNEWS.COM - Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day diperingati setiap 29 September.
Namun, tahun 2021 menjadi tahun peringatan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, penyakit Covid-19 menjadi fokus utama masyarakat.
Hal tersebut membuat kesehatan tiap individu menjadi kurang diperhatikan karena terlalu fokus pada perkembangan kasus Covid-19.
Baca juga: Simak, Kurang Tidur dan 6 Hal Ini Bisa Memicu Serangan Jantung
Banyak orang mengetahui, penyakit kardiovaskular atau yang lebih dikenal dengan penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia.
Penyakit jantung menyebabkan hingga 18,6 juta kematian per tahun.
Berikut ulasan selengkapnya terkait dengan penyakit jantung, dikutip dari world-heart-federation.org:
Penyebab lain dari kematian selain penyakit jantung adalah:
- Merokok;
- Diabetes;
- Tekanan darah tinggi dan obesitas;
- Polusi udara;
- Penyakit chagas dan amiloidosis jantung.
Sebanyak 520 juta penderita jantung lebih berisiko mengembangkan gejala virus yang lebih parah akibat Covid-19.
Hal ini membuat mereka lebih waspada dalam menghadiri suatu acara.
Tepat pada 29 September 2021 saat memperingati Hari Jantung Sedunia, masyarakat diminta untuk:
Gunakan hati untuk terhubung
Krisis perawatan dalam kesehatan membuat kita menemukan cara berbeda dan inovatif untuk berhubungan dengan penderita jantung.
Hal ini terjadi terutama pada area dengan sumber daya yang lebih rendah.
Dengan memanfaatkan kesehatan digital, kita meningkatkan kesadaran, pencegahan, serta pengelolaan dalam penyakit jantung secara global.
Hal ini berkaitan dalam rangka Hari Jantung sedunia.
Telehealth memiliki peran besar untuk menggunakan hati dalam mengatasi penyakit jantung.
Gunakan hati untuk berhubungan, baik tentang menggunakan pengetahuan, kasih sayang, dan pengaruh yang Anda berikan.
Hal ini untuk memastikan Anda dan orang sekitar untuk menjalani kehidupan sehat bagi jantung.
Kita mendorong dan memelihara mereka dengan sebaik mungkin.
Selain itu, menggunakan kekuatan digital untuk menghubungkan setiap hati di mana saja.
Tiga kunci penting
1. Ekuitas
Keadan jantung yang lebih lemah memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung dan stroke.
Hal ini dikarenakan kurangnya akses untuk pencegahan, pengobatan, dan pengendalian penyakit jantung.
Namun, separuh populasi dunia tidak memiliki akses koneksi internet.
Teknologi dapat membantu menjadi jembatan bagi kesenjangan tersebut di sekitar kita.
Hal ini dapat dilakukan untuk memberdayakan semua orang, di mana saja dan siapa saja.
Dapat dengan menggunakan alat digital untuk pencegahan, diagnosis, dan perawatan terkait kondisi jantung yang lebih baik.
Meskipun kesehatan jantung orang berbeda, tetapi mereka dapat menggunakan kesehatan digital dapat membantu memperbaiki keseimbangan.
2. Pencegahan
Menjaga kesehatan jantung dapat dengan makan makanan yang sehat, tidak menggunakan tembakau, dan banyak olahraga.
Olahraga dapat didukung dengan menggunakan aplikasi pada ponsel untuk lebih memotivasi Anda.
Apabila Anda memiliki penyakit penyerta, seperti penyakit jantung, gagal jantung, diabetes, tekanan darah tinggi atau obesitas, Anda harus berhati-hati.
Jangan biarkan Covid-19 menjadi penghalang untuk melakukan pemeriksaan rutin.
3. Masyarakat
Ada 520 juta orang di seluruh dunia yang mengalami penyakit jantung disertai dampak Covid-19 pada tahun 2020.
Karena meningkatnya kerentanan terhadap Covid-19 yang lebih parah, masyarakat terkait diimbau untuk berhati-hati.
Hal ini disebabkan kondisi tersebut rentan dan lebih berisiko.
Terdapat beberapa konsekuensi, di antaranya:
- Kurangnya koordinasi dengan pihak medis terkait;
- Kurangnya kontak dengan keluarga atau kerabat;
- Mnegurangi latihan fisik.
Jaringan digital memiliki kekuatan untuk menghubungkan pasien dengan keluarga, kerabat, hingga pihak medis terkait.
Manfaatkan teknologi selama isolasi serta saat mengatasi kesenjangan dalam perawatan.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)