News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenkes: Kapasitas Kesehatan Indonesia Kalah dengan Malaysia Hingga Vietnam

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) Setiaji, dalam diskusi bersama BNPB secara daring, Jumat (24/9/2021). [Tangkapan Layar]

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kapasitas kesehatan Indonesia dilihat dari jumlah tempat tidur dan dokter, berada di bawah Malaysia hingga Vietnam.

Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji mengatakan, kondisi kapasitas kesehatan Indonesia telah diuji saat terjadi puncaknya pandemi Covid-19, di mana banyak orang kesulitan mencari rumah sakit maupun dokter.

Baca juga: Kemenkes Masih Tunggu Kajian Lebih Lanjut Soal Manfaat Pfizer untuk Anak di Atas 5 Tahun

"Indonesia hanya memiliki 321.544 tempat tidur rumah sakit untuk melayani populasi sekitar 270 juta orang. Ini berarti 1,2 tempat tidur per 1.000 penduduk," kata Setiaji secara virtual, Rabu (29/9/2021).

Menurutnya, negara tetangga seperti Malaysia terlihat lebih baik yaitu sebesar 1,9 tempat tidur per 1.000 populasi, dan Vietnam 2,6 tempat tidur per 1.000 populasi.

Baca juga: Kemenkes: Cakupan Vaksinasi Tidak Berhubungan dengan Pembelajaran Tatap Muka

"Demikian juga rasio dokter, Indonesia malah sangat kecil dibandingkan negara Asean. Hanya 0,38 dokter, padahal banyak sekali yang membutuhkan tenaga kesehatan," tuturnya.

Di sisi lain, kata Setiaji, Indonesia juga belum memiliki satu data terkait sistem kesehatan, padahal hal ini sangat penting untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit.

Baca juga: Dewas BPJS Kesehatan Pastikan Pengobatan Legenda Bulutangkis Dijamin Penuh JKN-KIS

"Kalau data ini baik, seperti di Singapura, mereka bisa tahu misalnya di suatu kecamatan oh penduduknya lagi sakit pusing. Kenapa bisa tahu, karena orang banyak beli obat pusing," ujarnya.

"Dengan sistem pencatatan seperti itu, kita bisa mengambil tindakan, tentunya upaya pencegahan penyebaran penyakit bisa diatasi," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini