Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memiliki anggota keluarga perokok sering kali membuat suasana kurang nyaman. Ruangan jadi bau asap rokok.
Asap rokok yang diembuskan oleh perokok juga bahaya bagi orang di sekitar, menjadikan seseorang sebagai perokok pasif.
Selain berdampak pada perokok dan orang di sekitar atau perokok pasif, kebiasaan merokok juga memiliki dampak Third hand smoke atau istilah dari asap rokok yang berpotensi tertinggal dan bertahan di permukaan furnitur dan bagian dalam rumah hingga bertahun-tahun.
Residu dari asap rokok bisa menempel di beberapa area, seperti pakaian dan rambut perokok, furnitur, lantai, maupun jok mobil.
Residu ini tidak dapat dihilangkan dari ruangan atau mobil dengan kipas angin, penyedot debu, atau pendingin ruangan.
Hazel Cheeseman, dari kelompok kampanye Action on Smoking and Health, mengatakan untuk melindungi anak-anak dan keluarga dari paparan asap rokok menyarankan agar perokok sebaiknya merokok di luar ruangan.
Baca juga: DPR: Kebijakan Cukai Rokok Jangan Bebani Petani dan Buruh Pabrik
Baca juga: Ada Tiga Kesamaan Rokok Elektronik dan Rokok Konvensional, Kesemuanya Picu Gangguan Kesehatan
“Studi terbaru ini semakin memperkuat bahwa perokok seharusnya merokok di luar ruangan, untuk melindungi anak-anak dari bahaya. Namun cara terbaik untuk melindungi mereka adalah jika para orang tua berhenti merokok,” kata Hazel seperti dikutip dari BBC, Selasa (5/10/2021).
Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mencegah keluarga menjadi perokok pasif, agar rumah lebih nyaman dan anak-anak tumbuh tanpa terpapar asap rokok. Berikut tipsnya:
Berhenti Merokok
Apabila kamu ingin keluarga terbebas dari asap rokok, tentu saja jalan terbaik adalah dengan berhenti merokok.
“Anak-anak dan orang dewasa yang tidak merokok mungkin berisiko mengalami masalah kesehatan ketika mereka menghirup, menelan, atau menyentuh zat yang berasal dari asap rokok. Satu-satunya cara untuk melindungi non-perokok dari thirdhand smoke adalah dengan menciptakan lingkungan bebas asap rokok,” kata Dr J. Taylor Hays, M.D dari Mayo Clinic.
Menjauh
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua anak dilindungi dari asap rokok.
Demi melindungi keluarga dari paparan asap rokok, sebaiknya tidak merokok di dalam rumah atau mobil.
“Menurut saya, anak-anak adalah yang paling rentan terhadap asap rokok karena paparannya menempel di permukaan seperti lantai, pakaian mereka serta benda-benda lain di rumah,” kata ahli paru-paru Humberto Choi, MD. seperti dikutip dari health.clevelandclinic.org.
Tembakau alternatif
Tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat banyak perokok yang kesulitan untuk berhenti merokok. Oleh karena itu, menggunakan produk tembakau alternatif bisa jadi pertimbangan.
Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun snus, memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) bersama SkyLab-Med di Yunani pada 2019 lalu.
Hasilnya, uap yang dihasilkan oleh produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, memiliki kandungan bahaya yang jauh lebih rendah dibandingkan asap rokok. Artinya, risiko yang dihadapi oleh perokok juga akan menurun jika beralih ke produk tembakau alternatif.
“Ribuan orang di Inggris telah berhenti merokok dengan bantuan produk tembakau alternatif. Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa produk tembakau alternatif menyebabkan kerugian bagi orang lain di sekitar Anda. Hal ini berbeda dengan asap rokok yang diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan,” demikian pernyatan National Health Service Inggris di laman resminya.
Meski demikian, diperlukan penelitian mendalam terkait produk tembakau alternatif ini.
Alihkan perhatian dari kebiasaan merokok
Langkah ini tak kalah penting dari cara-cara di atas. Apalagi di masa pandemi seperti ini, perokok melakukan aktivitas bersama seperti masak bersama, menata pekarangan rumah hingga berolahraga bersama.
Olahraga juga terbukti dapat memicu otak mengerluakan hormon serotonin, endorphin, dan terutama dopamin alias hormon yang menstimulasikan rasa bahagia dalam diri. Ini tentu bisa menjadi pengalih perhatian untuk tidak merokok.
Intinya, lakukan kegiatan bersama agar tidak punya kesempatan untuk merokok. Jika sudah terbiasa tidak merokok, itu akan memudahkan berhenti merokok.