News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Penglihatan Sedunia, 81 Persen Kebutaan di Indonesia karena Katarak

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasien melakukan cek mata katarak di Lab Prodia Senior Health, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Memasuki usia genap 2 tahun, Prodia Senior menyelenggarakan Low Back Pain #BebasGerak Hidup Sehat, yakni kegiatan seminar kesehatan dan pemeriksaan gratis. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan body postural untuk mengetahui fleksibilitas otot tulang belakang dan paha belakang, pemeriksaan kulit kepala, hingga pemeriksaan gula darah dan katarak. Tribunnews/Irwan Rismawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Katarak menjadi permasalahan gangguan penglihatan besar di Indonesia.

Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, berdasarkan data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014 2016 Kemenkes, dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas.

"Diketahui angka kebutaan mencapai 3 persen dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81 persen),'' katanya pada konferensi pers terkait Hari Penglihatan Sedunia secara virtual, Selasa (12/10/2021).

Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dr. Aldiana Halim mengatakan di Indonesia dengan populasi pada tahun 2017 terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan.

Baca juga: Penderita Katarak Bisa Dapatkan Penglihatannya Kembali Jika Tidak Ada Komplikasi

Baca juga: Fakta-fakta Mahasiswa Dihajar Sekuriti GBK, Korban Alami Gangguan Penglihatan, Kini Pelaku Diamankan

Sebanyak 1,6 juta orang buta ditambah dengan 6,4 juta orang dengan gangguan penglihatan sedang dan berat.

Dari jumlah tersebut sebanyak 81,2 persen gangguan penglihatan disebabkan oleh katarak. Penyebab lainnya adalah refraksi atau glaukoma, atau kelainan mata lainnya seperti kelainan refraksi, glaukoma atau kelainan mata yang berhubungan dengan diabetes.

''Tapi sebetulnya kita harus berfokus pada katarak, kita harus berusaha bagaimana orang katarak ini bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan operasi katarak sehingga penglihatannya akan kembali,'' kata Aldiana.

Pasien melakukan cek mata katarak di Lab Prodia Senior Health, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Memasuki usia genap 2 tahun, Prodia Senior menyelenggarakan Low Back Pain #BebasGerak Hidup Sehat, yakni kegiatan seminar kesehatan dan pemeriksaan gratis. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan body postural untuk mengetahui fleksibilitas otot tulang belakang dan paha belakang, pemeriksaan kulit kepala, hingga pemeriksaan gula darah dan katarak. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Orang dengan katarak ini, lanjut Aldiana treatment-nya cukup efektif kalau dia dioperasi dan tidak ada komplikasi lain, dan kemungkinan mereka bisa melihat kembali itu sangat besar.

''Kalau seandainya katarak 81,2 persen setengahnya bisa kita tangani, nanti prevalensi gangguan penglihatan akan turun secara signifikan,'' tambah Aldiana.

Gangguan penglihatan tidak hanya berpengaruh kepada penglihatan tetapi berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan penderitanya.

Gangguan penglihatan dapat mempengaruhi kualitas hidup orang yang menderitanya.

Beberapa konsekuensi dari hilangnya penglihatan berpengaruh kepada fisik, mental, kepuasan hidup, mobilitas, ketergantungan, pendidikan.

Orang dengan gangguan penglihatan juga memperberat penyakit kronis yang sedang diderita.

''Kami baik dari Perdami dan leadership-nya dari Kemenkes sekarang memang sedang berjuang, berusaha untuk mendapatkan orang-orang dengan gangguan penglihatan di manapun mereka berada, dan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya sehingga mereka bisa kembali melihat,'' ucap Aldiana.

Upaya tersebut tengah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, baik di Papua, Maluku, atau teman-teman sedang bergerak sekarang untuk mencari orang dengan gangguan penglihatan dan kemudian berusaha mengembalikan ingatan mereka.

Sayangi Mata, Begini Caranya

Hari Penglihatan Sedunia atau World Sight Day (WSD) diperingati pada hari Kamis minggu kedua bulan Oktober setiap tahun. Tahun ini bertepatan pada Kamis, 14 Oktober 2020 dan mengusung tema global ''Love Your Eyes'' dengan tema-nasional ''Sayangi Mata Kita''.

Upaya penanggulangan gangguan penglihatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah antara lain meningkatkan kampanye dan edukasi kesehatan melalui CERDIK, PATUH, dan LIHAT, pemanfaatan teknologi melalui Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan (SIGALIH) dan Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular (SIPTM).

ilustrasi mata sehat dengan melakukan berbagai cara agar tidak terganggu penglihatannya. (thebodyshop.com)

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menjaga kesehatan mata, dan mencegah gangguan penglihatan. Termasuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan pada keluarga secara sederhana di rumah.

Masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kesadaran terhadap efek pajanan radiasi gadget/elektronik yang terlalu lama atau terlalu dini pada anak.

Berdasarkan World Report on Vision tahun 2019 diperkirakan secara global terdapat kurang lebih 2,2 milyar penduduk yang mengalami gangguan penglihatan dan/atau kebutaan. Padahal, kondisi gangguan penglihatan atau kebutaan yang dialami 1 milyar penduduk tersebut sebenarnya dapat dicegah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini