TRIBUNNEWS.COM - Insomnia merupakan masalah tidur yang dialami seseorang dalam jangka waktu tertentu.
Orang yang mengalami insomnia akan sulit tidurataupun tidur dengan nyenyak.
Hal tersebut akan mengakibatkan seseorang kurang tidur dan bisa berbahaya bagi kesehatan.
Beberapa penyakit yang akan timbul karena kurang tidur yakni diabetes, hipertensi hingga penambahan berat badan.
Insomnia memiliki beberapa gejala yang perlu diketahui.
Selain itu, bagi Anda yang sering mengalami insomnia, tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati insomnia.
Apa saja yang dilakukan untuk dapat mengobati insomnia?
Baca juga: Studi di AS: Pengidap Sleep Apnea Berisiko Lebih Tinggi Terkena Covid-19 yang Parah Hingga Kematian
Baca juga: Microsleep: Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pencegahan
Dilansir my.cleveandclinic.org, berikut gejala, jenis, penyebab, hingga langkah pengobatan untuk insomnia:
Jam Tidur yang Dibutuhkan Seseorang
Kebanyakan orang dewasa membutuhkan sekitar tujuh hingga sembilan jam tidur per malam, tetapi jumlah tidur yang dibutuhkan terdapat perbedaan fungsi bagi tubuh antar individu.
Kualitas tidur sama pentingnya dengan kuantitasnya.
Gejala Insomnia
Berikut beberapa gejala insomnia:
- Kesulitan tidur dan/atau terbangun di tengah malam
- Kesulitan untuk kembali tidur
- Merasa lelah di siang hari.
- Iritabilitas atau suasana hati yang tertekan
- Masalah dengan konsentrasi atau daya ingat
Jenis Insomnia
Insomnia bisa datang dan pergi, atau mungkin masalah yang sudah berlangsung lama.
Ada insomnia jangka pendek dan insomnia kronis:
- Insomnia jangka pendek cenderung berlangsung selama beberapa hari atau minggu dan sering dipicu oleh stres
- Insomnia kronis terjadi ketika kesulitan tidur terjadi setidaknya tiga kali seminggu selama tiga bulan atau lebih
Penyebab Insomnia
Banyak hal yang dapat berkontribusi pada perkembangan insomnia termasuk faktor lingkungan, fisiologis dan psikologis, termasuk:
- Merasa stres, karena pekerjaan, hubungan, kesulitan keuangan dan lain sebagainya
- Gaya hidup dan kebiasaan tidur yang tidak sehat
- Gangguan kecemasan, depresi dan/atau masalah kesehatan mental lainnya
- Penyakit kronis seperti kanker.
- Nyeri kronis akibat radang sendi, fibromyalgia, atau kondisi lainnya
- Gangguan pencernaan, seperti mulas.
- Fluktuasi hormon karena menstruasi, menopause, penyakit tiroid atau masalah lainnya
- Obat-obatan dan zat lainnya
- Gangguan neurologis, seperti penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson.
- Gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea dan sindrom kaki gelisah.
Faktor Risiko Insomnia
Insomnia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Kehamilan dan perubahan hormonal dapat mengganggu tidur.
Perubahan hormonal lainnya, seperti sindrom pramenstruasi (PMS) atau menopause, juga dapat memengaruhi tidur.
Insomnia lebih umum dialami seseorang di atas usia 60 tahun.
Orang tua mungkin kurang tidur nyenyak karena perubahan tubuh yang berkaitan dengan penuaan dan karena mereka mungkin memiliki kondisi medis atau minum obat yang mengganggu tidur
Langkah Pengobatan Insomnia
Insomnia jangka pendek seringkali membaik dengan sendirinya.
Sedangkan, untuk insomnia kronis, dapat dilakukan beberapa langkah pengobatan, yakni:
- Terapi Perilaku Kognitif untuk Insomnia
Terapi (CBT-I): CBT-I merupakan intervensi terstruktur singkat untuk insomnia yang membantu Anda mengidentifikasi pikiran dan perilaku yang menyebabkan atau memperburuk masalah tidur.
Tidak seperti pil tidur, CBT-I membantu Anda mengatasi penyebab mendasar dari masalah tidur Anda.
- Konsumsi Obat-obatan
Perubahan perilaku dan gaya hidup dapat membantu Anda meningkatkan kualitas tidur Anda dalam jangka panjang.
Namun, dalam beberapa kasus, meminum obat tidur untuk waktu yang singkat dapat membantu Anda tidur.
Dokter menyarankan minum obat tidur hanya sesekali atau hanya untuk waktu yang singkat.
Obat tidur bukan merupakan pilihan pertama untuk mengobati insomnia kronis.
Baca juga: Apa itu Sleeping Beauty Syndrome? Kenali Gejala hingga Penyebabnya
(Tribunnews.com/Arkan)