Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kunci sukses kebahagiaan dalam menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri ternyata dipengaruhi beberapa faktor, mulai dari komunikasi dan relationship hingga bagaimana kepuasan pasangan saat hubungan seksual.
Lalu apakah memuaskan pasangan di atas ranjang merupakan hal yang penting?
Seksolog, dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG., MARS., mengatakan sebanyak 35 persen orang merasa bahagia saat merasakan seks dan penampilan pasangan di atas ranjang.
Baca juga: Mengapa Perempuan Sulit Capai Kepuasan di Ranjang? Dokter Boyke Ungkap Penyebabnya
Baca juga: Berawal Tolak Ajakan Hubungan di Ranjang, Suami asal Labuhanbatu Tega Habisi Istri, Ini Kronologinya
"Sebanyak 35 persen kebahagiaan kita ditentukan oleh seks dan penampilan di atas ranjang. Lalu, 55 persen kebahagiaan kita dipengaruhi oleh komunikasi atau relationship, antara kita dan pasangan kita," ujar dr. Boyke, dalam webinar 'Sehat, Bugar, Bergairah Penuh VitalitasGladiator Coffee X dr. Boyke', Kamis (18/11/2021).
Ia pun mengaku telah melakukan 4 kali penelitian sejak 1990 hingga 2020 terkait faktor yang dapat memuaskan pasangan saat berhubungan intim, khususnya bagi kaum laki-laki.
Menurutnya, kaum laki-laki harus selalu kuat, bergairah hingga kreatif dalam melakukan berbagai teknik saat berhubungan intim.
"Saya sudah melakukan penelitan di tahun 1990, tahun 2000, tahun 2010, tahun 2020, tidak berubah.
Anda sebagai laki-laki harus perkasa, tidak ejakulasi dini, tidak disfungsi ereksi, tidak kehilangan gairah kepada pasangan, dan juga bisa melakukan berbagai teknik dan variasi. Itu adalah tujuan kebahagiaan di dalam hidup berumah tangga," kata dr. Boyke.
Baca juga: 6 Cara Merawat Kesehatan dan Vitalitas Mr P
Dokter satu ini pun menyebut ada 4 langkah fundamental yang dapat menghadirkan pengalaman seks yang sehat.
"Menjaga kesehatan tubuh, bagaimana anda mendapatkan gairah seks, sugesti diri, fantasi seks, dan teknik serta variasi. 4 langkah ini harus dilakukan kalau anda menginginkan kehidupan seks yang berbahagia. Kalau anda ingin seksnya bagus, adalah gerak, gerak, gerak," jelas dr. Boyke.
Lalu berapa kali pasangan harus melakukan seks agar menciptakan kehidupan 'seks yang sehat'
dr. Boyke pun menjelaskan bahwa jumlah aktivitas seksual yang harus dilakukan setiap pasangan untuk mencapai kehidupan seks yang sehat, tergantung pada usianya.
Karena melakukan hubungan intim sama seperti berolahraga yakni mampu mengeluarkan 200 kalori.
"Tergantung umur, ingat melakukan seks sama dengan mengeluarkan kalori sampai dengan 200 kalori sama dengan naik turun tangga 2 hingga 3 lantai," papar dr. Boyke.
Ia kemudian memaparkan bahwa saat usia anda dan pasangan memasuki 30 tahun, hubungan seksual bisa dilakukan 4 kali dalam sepekan, bahkan bisa setiap hari.
Namun karena stamina yang mengalami penurunan seiring bertambahnya usia, maka saat anda dan pasangan berusia di atas 30 hingga mencapai 40 tahun, maka waktu beraktivitas seksual pun dapat dikurangi hingga 3 kali dalam sepekan.
Selanjutnya, saat usia anda dan pasangan di atas 40 tahun, maka disarankan untuk melakukan aktivitas seksual ini sebanyak 2 kali dalam sepekan.
"Kalau masih muda umur 20 hingga 30 tahun silakan, setiap hari boleh, seminggu 4 kali boleh. Tapi umur 30 hingga 40 tahun kurangi, seminggu bisa 3 kali aja. Lalu umur 40 hingga 50 tahun bisa 2 kali seminggu," tutur dr. Boyke.
dr. Boyke menekankan bahwa vitalitas bukan hanya berkaitan dengan seks saja, namun juga terkait dengan seseorang yang menghadapi masalah dengan 'motivasi dan passion'.
Meskipun dalam kehidupan seks, vitalitas diartikan sebagai keperkasaan, khususnya bagi kaum laki-laki.
"Vitalitas itu berasal dari sehat fisik, tapi banyak sekali orang-orang tidak mengerti bahwa sehat secara keseluruhan itu adalah harus berupa segitiga, berupa sehat jiwa dan sehat sosial," tegas dr. Boyke.
Menariknya, ia menyebut gangguan terhadap vitalitas pada laki-laki turut disebabkan pula oleh kondisi fisik dan psikologisnya.
"Gangguan vitalitas pria juga ada yang berkaitan dengan psikogenik. Psikogenik berkaitan dengan psikis. Sementara gangguan fisiknya juga bisa, yang disebut organogenik," kata dr. Boyke.
Namun mirisnya, banyak pasangan suami istri yang minim pengetahuan mengenai hal ini.
"Dia tidak tahu bahwa sedang mengalami penyakit gangguan vitalitas, karena dia tidak mendapatkan pendidikan seks misalnya. Atau ada yang tidak bisa memberikan foreplay kepada pasangannya sehingga pasangannya merasa kesakitan," jelas dr. Boyke.
Lalu bagaimana dengan kondisi seorang laki-laki yang merasakan 'tegang di awal' namun saat penetrasi justru kembali 'melemah atau loyo' ?
dr. Boyke pun menyebut kondisi tersebut sebagai disfungsi atau ereksi.
"Itu namanya disfungsi atau ereksi hanya jenisnya beda. Dari awal dia udah tidak bagus, atau kita sebutnya medium ke berat. Ketika dia sudah ereksi bagus, tapi di tengah-tengah mau masuk dia drop, kita sebutnya dengan mild moderate," papar dr. Boyke.
Saat seorang laki-laki telah berada dalam kondisi ini, kata dia, maka harus dicari penyebabnya dan dilakukan pengobatan.
Mulai dari apakah itu terkait pola makan, pola tidur, pola hidup, hingga potensi gangguan saraf.
"Anda harus diobati harus dicari apa yang menjadi penyebabnya, pola tidurnya bagaimana, pola makannya bagaimana, pola hidupnya bagaimana, apakah ada gangguan pembuluh darah atau saraf, harus kita cari penyebabnya," tutur dr. Boyke.
Ia pun menyebutkan sejumlah aspek yang harus diperhatikan oleh kaum laki-laki jika ingin selalu tampil perkasa saat berhubungan intim hingga usia tua.
"Jika anda ingin perkasa sampai tua, ingat pola hidup sehat, relationship termasuk seks, uang, ketenangan hidup. Kunci untuk mendapat kesehatan adalah CERDIK yaitu Check up kesehatan, Enyahkan asap rokok dan alkohol, Rajin olahraga, Diet yang seimbang, Istirahat yang cukup 6 hingga 7 jam, dan Kelola stres dengan baik," tegas dr. Boyke.
Tak Perlu Obat Kimia, Masalah Stamina di Ranjang Bisa Diatasi dengan Kopi
dr. Boyke lalu menambahkan, saat seorang laki-laki mengalami mild dalam berhubungan seksual, ia sebenarnya tidak memerlukan penggunaan obat kimia.
Karena bisa menggunakan kopi, jus, yang ditambah dengan zat atau bahan yang terbukti secara ilmiah dapat melebarkan pembuluh darah, membuat otak atau neurotransmitternya bekerja.
Kopi, ginseng dan cordyceps diketahui dapat membantu kaum laki-laki dalam mengatasi masalah seksualnya itu.
"Seperti ginseng, cordyceps dan kopi, kita semua bisa dibantu dengan itu. Jika tidak bisa barulah ke dokter, dicek hormon dan lainnya. Tapi kopi Gladiator (Gladiator Coffee yang mengandung cordyceps dan ginseng) sebenarnya berkaitan dengan pengetahuan-pengetahuan kita yang baru," kata dr. Boyke.
Sementara itu pada saat yang sama, Founder Gladiator Coffee, dr. Oky Pratama, Dipl.AAAM., mengatakan bahwa melihat pentingnya vitalitas bagi kaum laki-laki, pihaknya pun menghadirkan inovasi melalui kopi yang mengandung tambahan bahan yang dapat mengembalikan 'keperkasaan' tersebut.
Kopi satu ini mengandung cordyceps dan ginseng yang memang telah banyak digunakan banyak minuman, obat maupun ramuan herbal, karena diketahui memiliki manfaat sebagai peningkat vitalitas bagi kaum laki-laki.
"Gladiator Coffee sudah jelas ada bahan kandungan cordyceps, ginseng, guarana yang memang kopi, berfungsi untuk vitalitas yang dibenarkan juga oleh dr. Boyke sebagai pakar kesehatan," kata dr. Oky.
dr. Oky pun menjelaskan saat seseorang yang mengkonsumsi kopi tersebut merasa pusing hingga telinganya berubah warna menjadi kemerahan, maka ini mengindikasikan bahwa ramuan dalam kopi tengah bereaksi pada tubuh orang tersebut, sehingga ia mengalami libido tinggi.
Jika hal ini terjadi, maka ada dua langkah yang harus dilakukan yakni menyalurkan hasrat tersebut kepada pasangan atau langsung mandi menggunakan air dingin untuk menurunkan tingkat libido tersebut.
"Jika ada yang merasa pusing, meriang, hidung tersumbat, muka agak merah, atau kuping memerah itu tandanya libido tinggi. Jadi itu bukan efek samping meminum kopi tersebut. Jika terjadi hal tersebut harus cepat disalurkan dengan hubungan suami-istri, atau buru-buru mandi dengan air dingin supaya lebih tenang dan tidak dalam keadaan libido tinggi," pungkas dr. Oky.