TRIBUNNEWS.com – Salah seorang peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) bernama Milla Joedi (56) mengaku sangat bersyukur belum pernah menggunakan kartunya untuk berobat.
"Syukur allhamdulillah sampai sekarang saya masih diberikan kesehatan, sampai dengan usia yang tak muda ini belum pernah merasakan berobat dan rawat inap di rumah sakit. Jangan sampai itu terjadi, kalau sudah sakit pastilah kacau segalanya,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnew.com, Selasa (14/12/2021).
Karena belum pernah sakit dan menjalani rawat inap, pria yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) itu mengaku ikhlas iuran JKN-KIS yang dibayarkan setiap bulan digunakan untuk membantu sesama.
“Dengan terus mendukung program JKN–KIS saya yakin banyak saudara kita yang tertolong dan kita mendapatkan balasan yang berlipat,” katanya.
Milla paham betapa berharganya kesehatan di masa sekarang ini. Begitu pula dengan prinsip gotong-royong yang dipakai dalam penyelenggaraan program JKN–KIS.
Dengan iuran yang dibayarkan rutin setiap bulan, dia sadar hal tersebut bisa membantu masyarakat menggunakan manfaat program JKN-KIS.
Bahkan, Milla sudah melakukannya sejak zaman PT Askes (Persero) yang kini bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Kebetulan saya memang telah terdaftar sejak menjadi PNS dan masih PT Askes saat itu. Orang tidak akan ada yang tahu kapan sakit akan datang,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kesehatan bukanlah faktor utama dalam kehidupan, tetapi tanpa kesehatan kehidupan tak akan ada artinya.
Hal itu selalu menjadi motivasi Milla agar tetap bugar dan sehat setiap waktu hingga memasuki usia lanjut saat ini.
Menurutnya, menjadi peserta program JKN–KIS bukan semata-mata menggugurkan kewajiban sebagai penduduk Indonesia, melainkan sebagai bentuk kesadarannya atas pentingnya program JKN–KIS.
Lebih lanjut, Milla mengatakan, program JKN–KIS merupakan wujud hadirnya negara di tengah lapisan masyarakat.
Lewat program ini, masyarakat tak lagi mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan, khususnya dengan alasan biaya.
Dia menyebutkan, dengan prinsip gotong royong, orang yang tidak mampu dapat dengan mudah mengakses layanan kesehatan dan menikmati fasilitas kesehatan, baik di puskesmas, klinik, dokter pribadi, hingga rumah sakit.
“Saya berharap kepada seluruh masyarakat untuk dapat memiliki Kartu JKN-KIS. Jika telah terdaftar tak perlu lagi pusingkan biaya pengobatan,” ungkapnya.
"Semoga program JKN–KIS semakin baik dan terus berinovasi agar dapat memberikan pelayanan yang semakin berkualitas kepada pesertanya,” harap Milla.