News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Dehidrasi? Dehidrasi Dapat Sebabkan Pingsan dan Tidak Fokus

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Ilustrasi) Apa yang terjadi pada tubuh saat dehidrasi? Dehidrasi dapat sebabkan pingsan dan tidak fokus. Tingkat dehidrasi mulai dari ringan hingga parah.

TRIBUNNEWS.COM - Setiap orang berisiko terkena dehidrasi.

Dehidrasi adalah kondisi yang disebabkan oleh hilangnya terlalu banyak cairan dari tubuh.

Dikutip dari Medline Plus, dehidrasi terjadi ketika seseorang kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi.

Kemudian, tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk bekerja dengan baik.

Dehidrasi bisa tergolong ringan, cukup parah, hingga mengancam jiwa.

Faktor apa saja yang menyebabkan dehidrasi?

Baca juga: 6 Dampak Buruk Melewatkan Sarapan untuk Kesehatan, Bisa Sebabkan Rambut Rontok

Seseorang dapat mengalami dehidrasi karena:

Ilustrasi  (freepik)

1. Diare dan Muntah

Diare akut yang parah dan datang secara tiba-tiba, dapat menyebabkan hilangnya banyak air dan elektrolit dalam waktu singkat.

Jika seseorang mengalami kondisi ini, maka tubuh akan kehilangan lebih banyak cairan dan mineral.

2. Berkeringat terlalu banyak

Aktivitas yang melibatkan gerak tubuh secara aktif dapat mengurangi cairan di dalam tubuh.

Elektrolit atau cairan tubuh keluar dalam bentuk keringat.

Seseorang yang melakukan aktivitas berat dan melibatkan fisik harus mengganti cairan tubuh dengan rutin minum air mineral.

Selain itu, cuaca panas dan lembab dapat meningkatkan jumlah keringat dan jumlah cairan yang hilang.

3. Buang air kecil terlalu banyak

Buang air kecil dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor cuaca yang dingin juga dapat menyebabkan tubuh seseorang menjadi lebih sering buang air kecil.

Selain itu, seseorang yang mengonsumsi obat juga berisiko dehidrasi karena cairan tubuh akan keluar menjadi urin dan keringat karena efek obat.

4. Demam

Secara umum, semakin tinggi demam yang diderita seseorang, maka ia akan semakin dehidrasi.

Dehidrasi akan menjadi lebih parah ketika seseorang yang menderita demam juga mengalami diare dan muntah.

5. Tidak cukup minum

Seperti yang kita ketahui, elektrolit tubuh yang hilang dapat digantikan dengan minum air mineral ketika merasa dehidrasi.

Tingkat dehidrasi yang ringan membutuhkan air yang lebih sedikit daripada seseorang yang mengalami dehidrasi parah.

Baca juga: Hindari Kebiasaan Menahan Pipis Agar Kesehatan Ginjal Terjaga

Apa yang terjadi pada tubuh saat dehidrasi?

Ilustrasi dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan. (healthcautions.com)

Dikutip dari Science Alert, pada saat seseorang merasa haus, maka tubuh sudah mengalami dehidrasi.

Mekanisme rasa haus seseorang tergantung dari tingkat hidrasi yang dialami.

Sedikitnya satu persen dehidrasi berdampak negatif pada suasana hati, perhatian, memori, dan koordinasi motorik tubuh.

Meski data pada manusia masih kurang dan kontradiktif, tetapi cairan jaringan otak berisiko berkurang karena dehidrasi.

Sehingga mengurangi volume otak dan untuk sementara mempengaruhi fungsi sel.

Ketika seseorang kehilangan kandungan air tubuh, maka darah menjadi lebih terkonsentrasi dan pada titik tertentu dapat memicu ginjal untuk menahan air.

Hasilnya, seseorang akan buang air kecil lebih sedikit.

Semakin kental dan pekat darah seseorang, maka semakin sulit bagi sistem kardiovaskular untuk mengimbanginya.

Kemudian, hal tersebut dapat meningkatkan detak jantung untuk mempertahankan tekanan darah.

Ketika tubuh yang mengalami dehidrasi dipaksa beraktivitas, maka risiko kelelahan atau pingsan meningkat.

Kurangnya air juga menghambat upaya tubuh untuk mengatur suhu, yang dapat menyebabkan hipertermia (suhu tubuh jauh di atas normal).

Sedangkan pada tingkat sel, 'penyusutan' terjadi karena air secara efektif dipinjam untuk mempertahankan simpanan lain, seperti darah.

Kemudian otak merasakan dehidrasi dan memicu peningkatan sensasi rasa haus.

Baca juga: 7 Manfaat Bulu Tangkis untuk Kesehatan: Memperkuat Tulang hingga Tingkatkan metabolisme Tubuh

Gejala dehidrasi yang umum terlihat adalah:

- Kebingungan;

- Pingsan;

- Kurang buang air kecil;

- Detak jantung cepat;

- Napas cepat;

- Terkejut.

Orang-orang tertentu dengan risiko dehidrasi yang tinggi, yaitu:

1. Orang tua

Beberapa orang kehilangan rasa haus seiring bertambahnya usia, sehingga mereka tidak minum cukup cairan.

2. Bayi dan anak kecil

Yang lebih mungkin mengalami diare atau muntah

3. Orang dengan penyakit kronis

Penyakit kronis tertentu dapat menyebabkan penderita lebih sering buang air kecil atau berkeringat, sehingga cairan tubuh dengan cepat berkurang.

Penyakit kronis tersebut di antaranya diabetes, cystic fibrosis, atau masalah ginjal.

4. Orang yang mengonsumsi obat-obatan

Obat-obatan tertentu berisiko menyerap cairan tubuh lebih banyak, sehingga tubuh dapat kekurangan cairan dengan cepat.

Cairan tubuh akan terserap kemudian diubah menjadi urin dan keringat.

5. Orang yang berolahraga atau bekerja di luar ruangan saat cuaca panas

Cuaca yang panas memicu seseorang untuk berkeringat lebih banyak.

Hal ini menyebabkan cairan tubuh keluar dalam bentuk keringat, sehingga mengurangi cairan tubuh dan memicu dehidrasi.

Untuk mengurangi risiko dehidrasi, maka setiap orang harus mendapat asupan air yang cukup.

Jumlah air yang harus diminum setiap hari agar mendapat cairan yang cukup adalah 2,7 liter.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Tips Menjaga Kesehatan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini