Laporan Wartawan Tribunnews.com - Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gigi bungsu adalah gigi geraham terakhir yang tumbuh di bagian belakang.
Biasanya tumbuh saat di fase menuju usia dewasa, yaitu di antara usia 17-21 tahun.
Bahkan ada beberpa peneliti kisaran lebih lebar antara 16-26 tahun.
Menurut dokter gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati, gigi ini kerap menimbulkan anomali atau gangguan gigi.
Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Mental Menurut UNICEF
Baca juga: RAMALAN ZODIAK Kesehatan Besok Jumat, 18 Maret 2022: Leo Sakit Gigi, Kondisi Sagitarius Baik
Anomali ini bisa berupa impaksi yang dipicu oleh pertumbuhan dan bentuk dari tulang rahang. Kemudian oleh proses erupsi atau tumbuhnya gigi geligi.
"Impaksi merupakan sesuatu yang terjadi oleh ketidaksesuaian antara ukuran dan bentuk gigi terhadap rahangnya. Maka ada kejadian anomali," ungkapnya pada talkshow Sapa Dokter Wartakota, Minggu (20/3/2022).
Selain impaksi, ada gangguan gigi lain saat gigi bungsu tumbuh, yaitu gigi yang tumbuh terkadang masih memiliki selaput dan sering mengalami trauma karena terbentur atau tergigit oleh gigi lawannya.
Lantas perlukah gigi bungsu dicabut?
Menurut dr Anastasia, ada beragam pandangan terkait penyelesaian masalah gigi bungsu ini.
Baca juga: Manfaat Kayu Manis yang Mungkin belum Kamu Ketahui: Kontrol Gula Darah hingga Baik untuk Jantung
Baca juga: Meski Tumbuh Miring, Gigi Bungsu Tak Perlu Dicabut
Sebagian penelitian mengatakan jika belum ada gangguan, gigi bungsu sebenarnya bisa saja dicabut sebagai bentuk pencegahan.
Atau, kalau tidak ada gangguan, dibiarkan pun tidak mengapa.
"Gigi tidak harus selalu dicabut. Karena prosedur pencabutan gigi tidak bisa dilakukan secara biasa. Tapi membuka jaringan lunak yang menutupi area sekitar gigi."
"Kemudian dokter mengurangi tulang di sekeliling gigi," paparnya dr Anastasia lagi.
Mencabut gigi bungsu perlu prosedur yang matang karena mengandung banyak risiko.
Menurut dr Anastasia, pada dasarnya pencabutan gigi tidak mudah diizinkan.
Karena risiko dan komplikasi cukup banyak, oleh karenanya indikasi dan diagnosis harus tepat, sesuai dengan kondisi pasien.
Beberapa implikasi yang bisa ditimbulkan saat mencabut gigi bungsu seperti pendarahan, pembengkakan, nyeri hebat, mulut tidak bisa dibuka, rasa kebas karena kerusakan syaraf dan sebagainya.
"Bisa pula terjadi karena infeksi radang pada tulang rahang sekitar gigi. Termasuk risiko kejadian. Gangguan saraf tadi ada yang sifatnya kembali pulih, tapi bisa pula permanen," pungkasnya.