"Kita juga mengurangi apa yang kita konsumsi dengan standar AKG. Misal kita kebutuhannya di 2.000, maka berarti kita akan mengurangi makanan dari kebutuhan kita sehari, misal 1.800, 1.500, pengurangan ini tentunya harus dikonsultasikan. Jangan sampai menerapkan pola diet yang terlalu ketat,” lanjut dia.
Diet yang baik menurut Mirza adalah yang sesuai dengan panduan yang dianjurkan oleh Kementrian Kesehatan, yaitu dengan mengaplikasikan 'Isi Piringku Sekali Makan'.
Dalam panduan gizi seimbang ini harus ada sumber karbohidrat (nasi, kentang, roti, serta umbi-umbian), protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan), protein hewani (telur, ayam, daging, dan ikan), lemak yang sehat (alpukat, olive oil, omega 3, AHA dan DHA), vitamin, mineral serta aktivitas fisik seperti berolahraga yang harus terpenuhi.
Lalu mengenai porsi, jika karbohidrat bisa mengambil 3-4 porsi sehari tergantung keadaan masing-masing.
3-4 kali sehari dibagi menjadi masing-masing satu porsi makan pagi, siang dan malam.
Kelebihan 1 porsi karbohidrat bisa digunakan untuk memakan snack yang mengandung karbohidrat.
Mudahnya, satu centong nasi dihitung satu porsi.
“Pesan umumnya kan harus seimbang, tapi yang jadi seninya di bidang memenuhi makanan adalah berapa porsi yang harus diambil untuk masing-masing orang. Misalkan porsi saya dengan ibu hamil, dengan porsi lansia, anak-anak akan berbeda. Ini yang perlu kita ajarkan dan sesuaikan berdasarkan kebutuhan masing-masing golongan manusia tadi. Sudah ada pesan dasar gizi seimbang dan harus dipenuhi sumber-sumber makanannya,” katanya.