Selanjutnya, ia juga mengatakan, yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini adalah deteksi dini. Terutama untuk orang-orang yang memiliki faktor resiko. Antara lain orang yg dalam keluarganya punya riwayat menderita glaukoma atau menderita minus tinggi.
“Orang yang menggunakan obat-obatan kortikosteroid dan memiliki obat-obatan kortikosteroid penyakit sistemik seperti diabetes, gagal ginjal kronis dan hipertensi juga rentan terhadap penyakit ini,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Yulia, glaukoma akut pasien dengan glaukoma jenis ini mengalami peningkatan tekanan bola mata yang mendadak. Dari normalnya rata-rata 20mmH20 menjadi 50mmH20.
“Ini memang akan terasa sangat sakit. Karenanya jika pasien merasakan nyeri hebat pada matanya disertai sakit kepala, mual dan muntah harap segera ke dokter mata,” tambah Dokter Yulia.
Selain itu, beberapa gejala glaukoma akut ini antara lain penglihatan yang turun drastis. Kemudian mata merah yang seringkali diawali melihat lingkaran atau hallow di sekitaran sumber cahaya.
“Anjuran segera ini agar dokter bisa membantu menurunkan tekanan pada matanya hingga normal. Setelah diturunkan. Kemudian dicari penyebab serangan pupil. Kalau primer dapat dilakukan tindakan laser atau pembedahan. Kalau sekunder dicari penyebabnya,” paparnya.
Lakukan Deteksi Dini
Deteksi dini atau skrining, bisa menyelamatkan penglihatan. Setelah terdeteksi glaukoma dan mendapatkan obat, pasien juga diwajibkan agar disiplin dalam mengkonsumsi obat. Karena kepatuhan dalam mengkonsumsi obat ini sangat berpengaruh pada efektifitas pengobatan glaukoma.
“Pesan dr kami, lakukan pemeriksaan rutin mata 2-3 tahun sekali. Terutama saat usia di atas 40 thn. Terutama klau anda punya resiko-resiko penyakit yg mengganggu kesehatan mata,” pesan dokter Yulia.