TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bulan Ramadan biasa disambut antusias anak-anak. Mereka yang masih belajar memaknai arti ibadah di bulan suci ini tak jarang bersemangat menjalani puasa.
Nah, ayah bunda tentu perlu memerhatikan kondisi fisik si kecil sebelum menjalani puasa.
Saat awal-awal Ramadan, tak jarang kita dengar suara batuk dari anak-anak.
Ya, batuk pilek sebagian dialami anak-anak saat berpuasa.
Baca juga: Tidak Semua Penderita Diabetes Bisa Berpuasa, Berikut Tanda-Tandanya
Baca juga: Pilihan Makanan Jenis Karbohidrat agar Tubuh Tak Lemas Saat Berpuasa
Tentu ini tantangan tersendiri bagi bunda dan ayah mendampingi si kecil berpuasa saat kondisinya sedang batuk pilek.
Bahayakah jika anak berpuasa saat kondisinya sedang batuk pilek?
Dokter Handoko Lowis SpA memberikan penjelasan terkait hal ini.
Menurutnya, wajar di awal ramadhan terjadi perubahan dalam metabolisme tubuh.
"Tubuh beradaptasi dengan kebiasaan baru, seperti jam makan, jam tidur, dan juga aktivitas rutin yang berubah," jelas dokter Handoko.
Selain itu, perubahan cuaca yang ekstrim dan tak menentu, dapat mempengaruhi faktor agen penyebab sakit seperti bakteri dan virus sehingga dapat hidup dan bereplikasi lebih cepat.
"Kondisi ini membuat seseorang lebih mungkin menjadi sakit apabila terpapar agen infeksi," sambung dokter yang praktek di Bintaro Women and Children Clinic ini.
Terlebih tindakan yang menyertai seperti jadinya kurang aktivitas di luar, lebih banyak di ruang yang sirkulasi udara tidak baik, dan kurang konsumsi makanan sehat bernutrisi dapat menjadi penyebab imunitas seseorang menjadi menurun.
Lantas, bagaimana mengatasinya? Apakah langsung diobati?
"Jika anak batuk pilek tentu bisa disertai dengan metode non-medikamentosa (tanpa obat) dahulu, minum yang cukup, perbaiki kelembaban ruangan, gunakan pembersih udara, irigasi hidung, dan mandi air hangat," sarannya.
Handoko menyarankan apabila gejala semakin berat,silahkan periksakan anak ke dokter spesialis anak Anda.
Saat bertemu dokter, sebelum mendapatkan resep atau obat dari dokter tentu baiknya mengingatkan kalau anak sedang puasa, sehingga dokter akan menyesuaikan obat yang dapat dikonsumsi sesuai jadwal puasa, untuk saat berbuka dan sahur, atau obat satu kali sehari.
"Sehingga anak dapat melanjutkan puasa dengan suka cita dan hati yang damai," katanya.
Waktu Tepat untuk Ajari Anak Berpuasa
Lantas, kapan waktu tepat untuk berpuasa?
Menurut dokter Handoko Lowis, ajari anak berpuasa saat si kecil sudah punya kemauan sendiri.
Tidak ada pemaksaan, biarkan anak memantapkan hatinya untuk menjalani puasa.
"Bisa diawali sejak usia 4 atau 5 tahun, ajari dengan bertahap. Jangan dipaksakan jika anak lapar," sarannya.
Bertahap puasa bisa dilakukan mulai 4 jam, lalu 6 jam, kemudian 12 hingga full dari sahur hingga berbuka puasa saat adzan maghrib.
Apakah boleh anak usia dini diajak berpuasa? Dokter Handoko mengingatkan jika usia dini memerlukan energi untuk perkembangan otaknya.
Ia mengingatkan pula pentingnya menjaga nutrisi anak saat berpuasa.
Dalam akun instagramnya Dokter Lowis Handoko memberikan gambaran tentang cadangan energi selama berpuasa.
Simak videonya berikut ini.