TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara dengan beban malaria kedua terbanyak di kawasan WHO Asia Tenggara, sesudah India.
Hal itu disampaikan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama dalam seminar daring WHO Asia Tenggara "Malaria, High Burden to High Impact.
Pada tahun 2021 ada 347 kabupaten di Indonesia yang sudah mengeliminasi malaria.
Targetnya pada 2028 seluruh kabupaten dan 2029 seluruh propinsi Indonesia mencapai status eliminasi malaria.
"Sehingga 2030 Indonesia dapat dinyatakan sebagai negara dimana malaria sudah tereliminasi," kata dia.
Diketahui, pula berdasarkan target SDG bahwa epidemi malaria bersama dengan TB dan HIV/AIDS akan selesai pada 2030.
Pencapaian eliminasi memang bertahap, Jawa Bali pada 2023, Sumatra Sulawesi & NTB pada 2025, Kalimantan & Maluku Utara pada 2027, Maluku dan NTT pada 2028, serta Papua dan Papua Barat pada 2029.
Baca juga: Kejar Target Bebas Malaria 2030, Kemenkes: 68 Persen Daerah Sudah Capai Eliminasi
"Walaupun sekarang ada upaya agar semua target-target ini dapat dipercepat," imbuh pakar kesehatan FKUI ini.
Terdapat tiga strategi pengedalian malaria di Indonesia. Pertama akselerasi pada daerah endemik tinggi, kedua intensifikasi pada endemik moderat, dan ketiga eliminasi pada daerah endemik rendah dan pemeliharaan untuk mencegah reintroduksi kasus pada daerah-daerah yang sudah bebas malaria.
Daerah Papua memang merupakan daerah dengan tantangan yang berat, dimana 80 persen kasus malaria dan 45 persen kematian akibat malaria terjadi di Papua.
"Akan baik kalau vaksin malaria yang baru dapat juga dikembangkan di tanah Papua," kata dia.