Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minuman kekinian sudah memiliki tempat di hati banyak orang.
Hal itu dibuktikan menjamurnya gerai minuman kekinian beraneka rasa manis. Sebagian minuman ini dicampur susu, gula, dan beberapa perasa lainnya.
Sebagai contoh, sering ditemui minuman susu dengan campuran teh. Kadang-kadang digerai tempat minum tersebut ditawarkan apakah ini ditambahkan campuran toping.
Beragam minuman ini pun populer untuk kalangan semua usia. Dimulai dari anak-anak, dewasa, sampai orangtua.
Menurut Spesialis Gizi dr Diah Prasmapti Sp GK, jenis minuman ini tidak bisa dikonsumsi setiap hari.
Baca juga: Kolesterol Tinggi setelah Lebaran? Coba Konsumsi 7 Minuman Ini untuk Menurunkannya
Baca juga: Jelang Lebaran, BPOM Temukan Ribuan Makanan dan Minuman Tak Layak Komsumsi
Penambahan toping pada minuman ini juga menyebabkan kalori menjadi besar sekali. Apa lagi jika ditambah ukuran minuman yang besar.
"Kalau dibandingkan dengan soft drink, kalau membeli yang ukuran besar, kurang lebih kalorinya bisa 4 kali lipat," ungkapnya pada kanal YouTube RS Premier Bintaro, dikutip Tribunnews Minggu (8/5/2022).
Ia pun menyarankan untuk konsumsi dibatasi seminggu satu kali. Menurut dr Diah, ada penelitian terkait hal ini.
"Menyatakan jika mengonsumsi minuman jenis ini, dengan ukuran 500 cc, konsisten selama enam bulan maka dapat menyebabkan diabetes," kata dr Diah menambahkan.
Hal ini juga berlaku pada minuman kopi yang diberi pemanis, cream dan susu. Ketika jumlahnya sangat banyak, maka dapat menyebabkan kadar gula menjadi tinggi.
Karenanya dr Diah pun memberikan beberapa saran untuk lebih bijaksana dan mengonsumsi minuman kekinian ini.
Pertama, cari ukuran paling kecil. Kedua cari kadar gula paling rendah, kalau bisa di bahwa 30 persen, lebih bagus tidak ditambahkan gula.
Ketiga, hindari pemberian toping. Kemudian keempat, minuman ini bukan sesuatu yang bisa dikonsumsi setiap hari. Tolong dibatasi setidaknya seminggu sekali masih boleh.